Suaraonline.com ‐ Pernah dengar slogan “banyak anak banyak rezeki”, ternyata slogan ini merupakan produk peninggalan Belanda loh… yang memiliki maksud terselubung. Slogan “banyak anak banyak rezeki” digemborkan untuk membangkitkan sumber daya manusia di Indonesia agar banyak dan murah.
Sejarah Slogan Banyak Anak Banyak Rejeki
Setelah menghadapi perang Diponegoro pada tahun 1830, Belanda menanggung utang sebesar 32 juta gulden. Utang ini yang membuat Belanda harus memutar otak untuk melunasinya. Van Den Bosch yang merupakan Gubernur Hindia kala itu, memberikan usulan untuk memberlakukan sistem tanam paksa.
Sistem tanam paksa, memaksa rakyat Indonesia untuk menanam teh dan kopi yang harus dijual ke Belanda dengan harga murah. Tidak hanya itu, Belanda juga memberikan kebijakan berupa para petani di Indonesia diberi tanah dan menarik pajak atas tanah tersebut.
Tanah yang luas membutuhkan pajak yang juga besar. Pajak tanah yang begitu besar, memaksa petani pada akhirnya terpaksa membayarnya melalui tanam paksa teh dan kopi.
Namun, tidak semua lahan besar itu dapat dibajak karena kekurangan tenang, maka keluarga yang memiliki banyak anak, dianggap sebagai solusi untuk bisa membajak tanah yang luas dengan hasil yang berlimpah. Maka slogan “banyak anak banyak rezeki” makin populer dikalangan masyarakat kala itu.
Alasan Slogan “Banyak Anak Banyak Rezeki” Tidak Lagi Relevan
Slogan merupakan kalimat yang dibuat untuk dapat mempengaruhi orang sehingga mempengaruhi perilaku seseorang untuk mengambil sikap. Umumnya slogan dibuat dengan kata singkat agar mudah diingat.
Slogan “banyak anak banyak rezeki” hanya terdiri dari empat kata, namun berhasil melekat di benak masyarakat dan sampai saat ini masih sering dijadikan “landasan” bagi orang yang ingin memiliki anak banyak. Namun, slogan ini sama sekali tidak relevan untuk kondisi masyarakat Indonesia sekarang. Berikut beberapa alasan mengapa slogan ini tak lagi relevan untuk masyarakat modern sekarang.
1. Biaya Hidup Tinggi
Indonesia merupakan negara yang biaya hidupnya cukup tinggi terutama di daerah perkotaan. Saat anak lahir, maka orang tua tidak hanya bertugas memberi mereka makan, tapi juga harus memastikan semua kebutuhannya terpenuhi.
Kebutuhan dasar yang tiap tahunnya terus naik, dimulai dari susu anak, popok, pendidikan dan lainnya harus dipersiapkan dengan matang. Jika finansialmu terbatas dan hanya mampu menghidupkan satu anak, maka jangan mencoba peruntungan karena slogan ini.
Anak-anak yang banyak kita lihat berkeliaran di jalan, mengamen atau mengemis merupakan bukti nyata bahwa orang tua yang tidak siap secara finansial hanyalah membawa derita pada anak.
2. Persaingan Sumber Daya Manusia yang Ketat
Di zaman slogan itu sangat populer, saat itu masyarakat Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, lahan yang luas sehingga membuat semua orang tak perlu bersaing ketat untuk bisa melanjutkan hidup, menghasilkan uang dan memiliki keluarga.
Namun, di zaman modern ini, persaingan sumber daya manusia begitu ketat, untuk bisa bertahan hidup dan mendapatkan pekerjaan, seseorang dituntut untuk memiliki banyak skill. Sehingga, dalam hal ini orang tua haruslah menyiapkan anaknya secara matang dan memastikan semua kebutuhan dasar anak terpenuhi, seperti pendidikan dan fasilitas pendukung lainnya.
3. Over Populasi
Sebuah negara yang memiliki terlalu banyak populasi manusia akan mudah sekali terkena over populasi. Akibatnya, lapangan pekerjaan tidak sebanding dengan jumlah sumber daya manusia yang ada.
Selain itu, sumber daya alam meliputi ketersediaan makanan, air bersih, dan tempat tinggal juga bisa menjadi sangat terbatas. Over populasi juga dapat menyebabkan kemacetan, polusi meningkat, serta kualitas hidup masyarakat yang menurun.
Jika tidak ditangani dengan baik, maka ini akan menjadi bom waktu. Negara bisa kesulitan memenuhi kebutuhan warganya, hingga dapat meningkatkan krimilitas dan kejahatan di negara tersebut.
Jadi itulah sejarah dan alasan mengapa slogan “Banyak anak banyak rezeki” tak lagi relevan di masa sekarang. Gimana, kamu setuju atau gak nih?
Baca Juga: 10 Urutan Nonton The Conjuring Universe: Berdasarkan Alur Cerita, Agar Tidak Bingung!




