Suaraonline.com – Dalam dunia kepenulisan novel, tidak semua penulis novel nyaman bekerja dengan outline yang rapi dan terstruktur.
Ada tipe penulis yang justru merasa hidup ketika menulis secara spontan, membiarkan cerita mengalir seiring imajinasi yang muncul. Tipe ini dikenal dengan sebutan pantser, yaitu penulis yang menulis tanpa perencanaan detail sejak awal.
Bagi sebagian orang, metode ini terdengar berisiko. Namun faktanya, banyak penulis novel yang justru produktif dan konsisten dengan gaya pantser.
Alasan Kamu Cocok Menjadi Tipe Penulis Novel Pantser
Alasan pertama, penulis novel tipe pantser umumnya tidak suka terikat. Mereka merasa kreativitas justru terhambat ketika harus mengikuti kerangka yang kaku.
Saat menulis, mereka ingin merasakan gairah imajinasi yang muncul secara alami di momen itu juga. Proses menemukan cerita sambil berjalan memberi kepuasan tersendiri dan membuat aktivitas menulis terasa lebih hidup.
Alasan kedua, kamu memiliki daya ingat yang kuat. Tipe penulis pantser harus memiliki daya ingat yang kuat, untuk mengingat semua bab yang dibuat sebelumnya mulai dari alur, kejadian, emosi, dan detail penting di bab-bab sebelumnya. Sehingga tidak masalah bagimu untuk menulis novel secara spontan.
Alasan ketiga, penulis novel pantser harus memiliki segudang imajinasi. Ide-ide terus bermunculan seiring proses menulis, sehingga mereka relatif jarang mengalami writer’s block atau stuck berkepanjangan.
Ketika satu arah cerita terasa buntu, imajinasi lain dengan cepat mengambil alih dan membuka jalur baru bagi cerita.
Meski begitu, menjadi pantser bukan berarti tanpa tantangan. Risiko cerita melebar atau perlu revisi besar tetap ada. Namun jika karakter kamu memang tidak suka batasan, punya ingatan kuat, dan imajinasi yang aktif, tipe penulis novel pantser bisa menjadi gaya menulis yang paling cocok dan menyenangkan untuk dijalani.
Baca Juga: Manfaat Di-Ghosting, Apakah Benar Bisa Melatih Kedewasaan Seseorang?
Editor: Annisa Adelina Sumadillah




