Suaraonline.com – Tahukah kamu penyebab orang mengalami hyper independence? Alih-alih sekadar mandiri, seseorang justru merasa takut, enggan, atau bahkan alergi untuk meminta bantuan orang lain.
Fenomena ini kerap dianggap sebagai kelebihan, padahal dalam jangka panjang bisa menjadi beban emosional. Hidup dijalani sendirian, memikul segalanya tanpa ruang berbagi, hingga kelelahan dianggap hal yang wajar. Padahal, manusia pada dasarnya makhluk yang saling membutuhkan.
Penyebab Hyper Independence
Pertama, trauma masa lalu. Banyak orang dengan hyper independence tumbuh dalam lingkungan yang tidak ramah terhadap kebutuhan emosional.
Sejak kecil, mereka terbiasa ditolak saat meminta bantuan, atau bahkan dicap lemah ketika menunjukkan kebutuhan. Pengalaman ini membentuk keyakinan bahwa bergantung pada orang lain hanya akan berujung kekecewaan.
Akhirnya, mereka memilih melakukan segalanya sendiri sebagai bentuk perlindungan diri.
Kedua, tidak ingin orang lain melihat sisi kelemahan dan membuka diri. Meminta tolong sering dianggap sama dengan memperlihatkan kekurangan.
Bagi sebagian orang, ini terasa mengancam. Mereka membangun citra kuat dan mampu agar tidak perlu berhadapan dengan rasa malu, takut dinilai, atau kehilangan kontrol. Menutup diri menjadi cara aman untuk tetap merasa berkuasa atas hidupnya.
Ketiga, tidak mudah percaya pada orang lain dan cenderung perfeksionis. Ketidakpercayaan membuat mereka yakin bahwa orang lain tidak akan melakukan sesuatu sebaik standar yang mereka miliki.
Akibatnya, meminta bantuan terasa merepotkan dan berisiko. Perfeksionisme memperkuat keyakinan bahwa segala hal harus dikerjakan sendiri agar hasilnya sesuai harapan.
Hyper independence bukan tentang salah atau benar, melainkan pola bertahan yang perlu disadari.
Belajar meminta bantuan bukan tanda lemah, melainkan bentuk kedewasaan emosional. Dengan membuka ruang untuk percaya, hidup bisa terasa lebih ringan dan manusiawi.
Baca Juga: Kamu People Pleaser? Tips Sederhana Mengurangi Kebiasaan Selalu berkata “Iya”
Editor: Annisa Adelina Sumadillah.




