Suara Online, Semarang – Kawasan Tlogosari kembali menarik perhatian, bukan hanya karena ramainya aktivitas pertokoan, tetapi juga karena fenomena unik yang jarang ditemui di banyak kota lain.
Salah satu tim media online yang datang dari luar Semarang mengaku mengalami shock culture setelah mendapati bahwa hampir setiap toko di kawasan ini memiliki juru parkir.
Bagi pendatang, keberadaan tukang parkir biasanya hanya ditemukan di lokasi-lokasi tertentu seperti pusat keramaian besar, area wisata, atau pasar tradisional.
Namun di Tlogosari, juru parkir dapat ditemui di hampir semua depan toko mulai dari minimarket, sentra kuliner, toko aksesoris, hingga kios kecil di pinggir jalan.
Tarif parkir yang ditarik memang standar, sekitar Rp2.000 untuk motor. Namun yang membuat hadirnya rasa kaget adalah betapa padat dan terorganisirnya “budaya parkir” di kawasan ini, sehingga setiap kunjungan ke toko apa pun hampir selalu melibatkan interaksi dengan petugas parkir.
Bagi tim media yang baru pertama kali meliput di Semarang, kondisi ini menjadi pengalaman baru.
Jalanan yang selalu penuh kendaraan, banyaknya pertokoan berdempetan, serta tingginya mobilitas warga membuat peran juru parkir tampak sangat dibutuhkan untuk menjaga kelancaran lalu lintas.
Fenomena ini juga menunjukkan bagaimana aktivitas ekonomi lokal di Tlogosari bergerak cepat.
Banyaknya juru parkir menjadi bagian dari mata pencaharian warga setempat dan turut memengaruhi dinamika kawasan tersebut, meski bagi pendatang kondisi ini terasa berbeda dari kebiasaan daerah asal mereka.
Bagi sebagian pengunjung luar kota, pengalaman ini menjadi cerita menarik tentang bagaimana setiap daerah punya “budaya jalanan” sendiri.
Tlogosari adalah salah satunya kawasan yang bukan hanya hidup secara ekonomi, tetapi juga punya karakter tersendiri yang tak selalu ditemui di daerah lain.
Baca Juga : Es Teller Creamy di Tlogosari Mendadak Viral, Antrean Pembeli Memanjang Setiap Hari




