Suaraonline.com – Ketika seorang perfeksionis mulai melepas prinsipnya, perubahan yang muncul sering kali terasa seperti kehilangan arah yang selama ini membuatnya merasa aman.
Selama bertahun-tahun, seorang perfeksionis hidup dalam pola pikir terstruktur, menuntut hasil sempurna, dan merasa bersalah jika sesuatu meleset dari rencana.
Ketika Orang Perfeksionis Melepas Prinsipnya
Ketika prinsip itu dilepaskan, mereka merasakan campuran lega dan takut. Lega karena beban berkurang, takut karena standar yang dulu menopang kini mulai runtuh. Standar yang mereka pikir merupakan panduan hidupnya.
Bagi seorang perfeksionis, mengizinkan diri untuk tidak selalu benar adalah perjalanan emosional yang berat.
Karena melepas prinsip justru memberi ruang untuk salah dan menikmati proses tanpa bisa memberikan pengendalian penuh atas apa yang dikerjakan. Hal yang selama ini sangat merekaa takuti.
Perubahan ini juga menantang cara pandang lama tentang kontrol, karena seorang perfeksionis biasanya menganggap detail kecil sebagai hal besar. Mengontrol semuanya memberikan ketenangan dan kepastian.
Ketika kontrol itu dilonggarkan, mereka kebingungan dan harus belajar menerima bahwa hidup tetap berjalan meski tidak semuanya rapi dan presisi, tanpa menganalisis dan tanpa memperhitungkan.
Pelajaran yang akan Didapat
Seorang perfeksionis akan mulai melihat bahwa fleksibilitas bukan ancaman, melainkan bentuk kedewasaan emosional.
Mereka juga mulai belajar bahwa rasa cukup bukan berarti gagal, tetapi tanda bahwa hidup bisa dinikmati apa adanya.
Pelonggaran prinsip memberi mereka kesempatan untuk bernapas lebih lega dan menjadi manusiawi tanpa rasa bersalah.
Pada akhirnya, pelepasan standar keras ini bisa memberikan makna baru dalam hidupnya. Melalui perubahan ini, seorang perfeksionis akhirnya memahami bahwa kesempurnaan bukan tujuan hidup, melainkan perjalanan untuk menemukan keseimbangan.
Kesadaran ini membuat mereka lebih tenang, lebih lembut pada diri sendiri, dan lebih siap menghadapi dunia tanpa tekanan berlebihan.
Dan benar, terkadang hanya badai yang dapat mengajarkan seseorang apa arti ketenangan. Melalui setiap kondisi yang melanggar prinsip mereka, menjadikan mereka lebih sadar dan paham bahwa menjadi sesuatu yang tidak sempurna bukanlah kejahatan.
Baca Juga: Mengenal Istilah Demotivasi: Penyebab dan Tips Menghadapinya
Editor: Annisa Adelina Sumadillah




