Suara Online, Semarang – Penemuan bayi dalam kardus di Kelurahan Nongkosawit, Gunungpati, pada Minggu (7/12/2025) kembali membuka fakta bahwa kasus pembuangan bayi masih kerap terjadi di berbagai wilayah.
Meski penanganan langsung telah dilakukan oleh Polsek Gunungpati, peristiwa tersebut menyoroti perlunya langkah pencegahan yang lebih serius dan terstruktur.
Dalam unggahan Portal Semarang, disebutkan bahwa bayi ditemukan dalam keadaan sehat, namun hingga kini belum jelas siapa pelaku yang membuangnya.
Kasus serupa telah berulang beberapa kali dan menjadi fenomena yang memerlukan perhatian lebih dari pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat.
Pakar perlindungan anak menilai bahwa pembuangan bayi tidak selalu disebabkan oleh “hubungan gelap” seperti anggapan umum.
Ada banyak faktor lain yang berpotensi memicu tindakan nekat tersebut, seperti tekanan keluarga, kehamilan tidak diinginkan, ketakutan sosial, kemiskinan, hingga minimnya dukungan terhadap perempuan yang hamil di luar perencanaan.
Karena itu, sejumlah pihak mendorong perlunya edukasi intensif di sekolah, kampus, dan komunitas mengenai kesehatan reproduksi, hak perempuan, dan layanan bantuan yang tersedia.
Penyuluhan yang terbuka dan tidak menghakimi dinilai dapat membantu remaja memahami risiko sekaligus mencegah tindakan berbahaya seperti pembuangan bayi.
Selain edukasi, perlindungan dan pendampingan bagi perempuan yang menghadapi situasi sulit juga menjadi kebutuhan mendesak.
Keberadaan layanan konseling, rumah aman, hingga akses bantuan kesehatan dan sosial dinilai mampu mengurangi kasus pembuangan bayi yang bersifat darurat dan impulsif.
Berulangnya kasus pembuangan bayi di berbagai daerah menunjukkan bahwa penanganan tidak cukup hanya pada tahap penegakan hukum terhadap pelaku.
Perlu langkah pencegahan jangka panjang yang menyentuh akar persoalan, terutama melalui edukasi, dukungan keluarga, dan penguatan perlindungan terhadap perempuan.
Bayi Ditemukan dalam Kardus di Nongkosawit Gunungpati, Polisi Lakukan PenyelidikanBaca juga :




