Suara Online
  • Beranda
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Gaya Hidup
  • Teknologi
Subscribe
Suara OnlineSuara Online
Aa
Search
  • Pages
    • Home
    • Blog Index
    • Contact Us
    • Search Page
    • 404 Page
  • Categories
  • Personalized
    • My Saves
    • My Feed
    • My Interests
    • History
Follow US
Ketika Ghosting Dianggap Normal: Apakah Kita Mulai Kehilangan Empati?

Beranda – ghosting – Ketika Ghosting Dianggap Normal: Apakah Kita Mulai Kehilangan Empati?

ArtikelGaya Hidup

Ketika Ghosting Dianggap Normal: Apakah Kita Mulai Kehilangan Empati?

Annisa Adelina
Annisa Adelina
Share
SHARE

Suaraonline.com – Fenomena ghosting kini tidak hanya terjadi dalam hubungan romantis, tetapi juga dalam pertemanan, pekerjaan, bahkan interaksi singkat di media sosial. 

Kenapa Ghosting Mulai Terasa Normal?

Pertama, komunikasi yang terlalu cepat membuat hubungan terasa instan.

Di era pesan yang hanya membutuhkan satu detik untuk dikirim, orang merasa mudah muncul dan menghilang tanpa konsekuensi. 

Kecepatan interaksi ini membuat kualitas komunikasi menurun, sehingga ghosting dianggap jalan pintas untuk mengakhiri percakapan tanpa perlu penjelasan.

Kedua, hubungan yang dibangun rapuh turut memperkuat fenomena ini. Banyak hubungan terbentuk dari interaksi singkat tanpa kedalaman emosional yang memadai. 

Ketika tidak ada fondasi yang kuat, rasa tanggung jawab untuk memberi penutup juga ikut menipis. Akhirnya, menghilang terasa lebih sederhana dibandingkan menghadapi percakapan sulit.

Ketiga, hiburan yang semakin beragam membuat ekspektasi makin tinggi. 

Orang dengan mudah membandingkan interaksi nyata dengan standar hubungan yang ditampilkan di film, media sosial, atau drama korea. 

Ketika seseorang tidak memenuhi “standar ideal” itu, mereka dengan cepat merasa bosan dan memilih pergi tanpa penjelasan. 

Akhirnya menjadi pola yang dianggap efisien, meski menyisakan luka bagi pihak lain.

Fenomena ini menunjukkan satu hal, normalisasi ghosting sebenarnya tanda bahwa empati sedang menipis. 

Menghilang mungkin terasa nyaman bagi satu pihak, namun meninggalkan jejak emosional bagi pihak lain. 

Jika ingin membangun hubungan yang sehat, keberanian untuk memberi penjelasan tetap jauh lebih bernilai daripada sekadar pergi begitu saja. Semoga bermanfaat.

Baca Juga: Cara Menghadapi Ghosting Tanpa Merusak Diri Sendiri

Editor: Annisa Adelina Sumadillah

TAGGED: ghosting, apa jadinya jika ghosting dianggap normal?
Share This Article
Facebook Twitter Copy Link Print
Leave a comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified Blog

Seedbacklink

Rumah Anak Surga

Hotel Karantina Qur’an

Rental Motor Semarang

You Might Also Like

Cara Mengelola Emosi Agar Tidak Mudah Meledak: Panduan Praktis untuk Hidup Lebih Tenang
ArtikelInformasi

Cara Mengelola Emosi Agar Tidak Mudah Meledak: Panduan Praktis untuk Hidup Lebih Tenang

4 Min Read
Healing: Apa Bedanya dengan Kabur dari Masalah?
ArtikelInformasi

Healing: Apa Bedanya dengan Kabur dari Masalah?

4 Min Read
Ghosting vs Boundaries: Mana yang Sebenarnya Kamu Alami?
ArtikelGaya Hidup

Ghosting vs Boundaries: Mana yang Sebenarnya Kamu Alami?

2 Min Read
Ghosting Digital vs Ghosting Nyata: Mana yang Lebih Menyakitkan?
ArtikelGaya Hidup

Ghosting Digital vs Ghosting Nyata: Mana yang Lebih Menyakitkan?

2 Min Read
Suara Online

Suaraonline.com : The voice of netizen

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Privacy Police
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?