Suaraonline.com – Persaingan antara penulis artikel manusia dan penulis artikel berbasis AI semakin sering dibahas di era digital.
Banyak yang menganggap AI akan mengambil alih pekerjaan penulis karena kecepatannya menghasilkan teks. Namun, apakah fenomena ini benar?
Lebih Unggul Penulis Artikel Manusia atau AI?
Keunggulan utama penulis artikel AI adalah kecepatannya. AI dapat menghasilkan konten dalam hitungan detik, memudahkan proses brainstorming, dan memberikan draft awal untuk diproses lebih lanjut.
Namun, AI tetap tidak bisa bekerja tanpa manusia. AI membutuhkan manusia untuk memberikan prompt, menentukan arahan tulisan, dan mengedit ulang hasilnya agar lebih humanis.
Selain itu, AI cenderung menghasilkan kalimat repetitif dan data yang belum tentu sepenuhnya valid, sehingga tetap membutuhkan pengecekan ulang dari sisi manusia.
Sedangkan, penulis artikel manusia memiliki keunggulan dalam menciptakan tulisan yang emosional, humanis, dan mampu menyentuh pembaca.
Manusia lebih peka terhadap konteks, empati, dan nuansa bahasa sesuatu yang sulit ditiru AI sepenuhnya. Meski begitu, kelemahannya ada pada proses yang lebih lambat karena membutuhkan riset panjang, waktu berpikir, serta energi untuk menjaga konsistensi.
Pada akhirnya, keduanya memiliki keunggulan masing-masing. AI seperti alat. Alat tanpa manusia tidak akan berarti, dan manusia tanpa alat akan bekerja lebih lama.
Kombinasi keduanya justru menghasilkan tulisan yang lebih cepat, lebih kuat, dan lebih relevan. AI adalah alatnya, manusia adalah pengendalinya.
Baca Juga: Apa Jadinya Ketika Orang Perfeksionis Melepas Prinsipnya?
Editor: Annisa Adelina Sumadillah




