Suaraonline.com – Banyak penulis artikel yang menggabungkan antara proses menulis dan edi tulisan dalam waktu bersamaan sebagai bentuk ambisi menghasilkan tulisan yang sempurna.
Namun, kenyataannya tidak selalu demikian. Dalam industri media yang bergerak cepat, kebiasaan ini justru bisa menjadi jebakan yang menguras energi, memakan waktu, dan menghambat produktivitas.
Dampak Negatif Menulis Sambil Edit Teks Bagi Penulis Artikel
Ketika menulis sambil edit teks, risiko mengalami writers block semakin besar. Fokus penulis jadi terbagi menjadi dua, antara menulis ide baru dan memperbaiki kalimat sebelumnya.
Kondisi ini membuat aliran ide terputus sehingga penulis kehilangan momentum. Writers block sendiri tidak hanya mencangkup tentang kehabisan ide, tetapi juga tentang hilangnya ritme menulis akibat terlalu sering berhenti untuk mengoreksi hal kecil.
Kebiasaan edit teks sepanjang proses juga menghambat kreativitas. Saat otak harus terus menilai, mengkritik, dan membenarkan, ruang imajinasi menjadi sempit.
Penulis tidak membiarkan dirinya bereksplorasi dengan bebas. Padahal, kreativitas membutuhkan aliran yang lancar, bukan dihentikan berkali-kali hanya demi memilih kata yang lebih “sempurna”.
Selain itu, penulis menjadi sulit menikmati proses menulis itu sendiri. Yang seharusnya menjadi aktivitas ekspresif berubah menjadi proses yang penuh tekanan.
Setiap kalimat terasa seperti ujian, bukan bagian dari cerita yang sedang dibangun. Ketika proses menulis tidak lagi menyenangkan, motivasi perlahan menurun dan menulis terasa semakin berat.
Keempat, dampak negatif dari kebiasaan ini yaitu otak jadi cepat lelah. Multitasking antara menulis dan merevisi membuat beban kognitif meningkat.
Hal ini disebabkan penulis memaksa otaknya bekerja dalam dua mode sekaligus yaitu mode kreatif dan mode analitis.
Perpindahan mode yang terlalu sering membuat energi mental terkuras lebih cepat. Akibatnya, tulisan jadi tidak selesai-selesai dan stamina menulis menurun drastis.
Jika kebiasaan ini dibiarkan, pekerjaan sebagai penulis artikel terasa makin sulit untuk dinikmati. Alur menulis menjadi mundur, hasil tulisan tidak berkembang, dan waktu yang seharusnya produktif malah habis untuk hal-hal yang bisa diperbaiki nanti.
Strateginya sederhana yang dapat kamu lakukan yaitu tulis dulu sampai selesai, revisi kemudian. Dengan membiarkan ide mengalir tanpa gangguan, proses menulis terasa lebih ringan, lebih cepat, dan jauh lebih menyenangkan.
Pada akhirnya, kualitas tulisan tetap dapat dijaga tanpa harus mengorbankan kesehatan mental maupun energi kreatif seorang penulis artikel.
Jadi itulah dampak buruk jika kamu menulis sambil edit teks berkali-kali.
Baca Juga: Dinamika Penulis Artikel Online: Cara Penulis Artikel Menjaga Kreativitasnya Dalam Menulis
Editor: Annisa Adelilna Sumadillah




