Suara Online, Semarang – Rasa malas adalah hal yang sangat manusiawi dan hampir semua orang pernah mengalaminya. Kondisi ini sering muncul ketika tubuh dan pikiran merasa jenuh atau kelelahan.
Banyak orang langsung menyalahkan diri sendiri saat malas datang. Padahal, malas sering kali merupakan sinyal bahwa ada sesuatu yang perlu diperhatikan.
Malas tidak selalu berarti tidak punya tujuan. Terkadang, seseorang tahu apa yang harus dilakukan, tetapi tidak tahu harus mulai dari mana.
Saat rasa malas muncul, pikiran cenderung mencari alasan untuk menunda. Penundaan kecil inilah yang lama-lama berubah menjadi kebiasaan.
Salah satu cara menghadapinya adalah dengan menurunkan standar awal. Tidak perlu langsung sempurna, yang penting mulai bergerak.
Malas juga bisa muncul karena beban tugas yang terasa terlalu besar. Memecah tugas menjadi bagian kecil dapat membuatnya terasa lebih ringan.
Ketika satu langkah kecil berhasil dilakukan, otak akan merespons dengan rasa puas. Dari sinilah dorongan untuk melanjutkan aksi muncul.
Lingkungan turut berperan dalam memperkuat atau melemahkan rasa malas. Ruang yang berantakan sering kali membuat pikiran ikut kacau.
Mengatur lingkungan kerja yang nyaman dapat membantu tubuh lebih siap untuk bergerak. Hal sederhana ini sering kali diabaikan.
Malas juga berkaitan dengan kebiasaan harian. Pola tidur yang buruk dan kurang istirahat dapat memperparah kondisi ini.
Selain itu, terlalu sering menunggu motivasi justru membuat kita semakin diam. Aksi kecil justru sering melahirkan motivasi, bukan sebaliknya.
Dengan membiasakan diri bertindak meski tidak bersemangat, kita melatih kendali diri. Perlahan, rasa malas tidak lagi mendominasi.
Penting untuk mengenali batas diri agar tidak memaksakan segalanya sekaligus. Proses yang bertahap lebih mudah dipertahankan.
Saat aksi sudah menjadi kebiasaan, rasa malas akan kehilangan kekuatannya. Kita tetap bergerak meski suasana hati tidak mendukung.
Pada akhirnya, mengubah malas menjadi aksi bukan soal kemauan besar, tetapi keberanian untuk memulai dari langkah paling sederhana.
Baca Juga : Self-Discipline vs Motivation: Mana yang Lebih Penting untuk Konsistensi Hidup?
Editor : Salsabila Humairo Azzahro




