Suaraonline.com – Banyak penulis novel memulai dengan semangat tinggi, penuh imajinasi, dan keyakinan bahwa cerita ini akan segera rampung. Namun, ditengah perjalanan, tidak sedikit yang justru berhenti di tengah jalan. Siapa yang pernah mengalami fase draft mangkat seperti janji para pejabat?
Draft yang sudah dibuat berbulan-bulan hanya menjadi file diam tanpa perkembangan berarti. Fenomena ini sering dialami penulis novel, baik pemula maupun yang sudah lama berkecimpung di dunia menulis.
Penyebab Penulis Novel Gagal Menyelesaikan Draft
Salah satu penyebab utama penulis novel gagal menyelesaikan draft pertama tergiur ide baru. Ketika ide lama terasa sulit, atau mengalami fase stuck, ide baru yang muncul terasa lebih menggairahkan. Fokus terhadap cerita lama perlahan memudar.
Penulis merasa ide baru lebih menarik, lebih “hidup”, sehingga novel yang sedang ditulis ditinggalkan begitu saja tanpa penyelesaian yang jelas.
Kedua, ketahanan penulis dalam melewati fase stuck. Banyak penulis novel menganggap macet menulis sebagai tanda bahwa cerita tersebut tidak layak dilanjutkan.
Padahal, fase stuck adalah bagian wajar dari proses kreatif. Tanpa disiplin dan kebiasaan menulis yang konsisten, draft akan semakin sulit disentuh kembali.
Ketiga, faktor lain yang sering muncul adalah perasaan bahwa tulisan sendiri terasa jelek. Penulis novel kerap terjebak pada standar ideal yang terlalu tinggi sejak tahap draft awal.
Akibatnya mereka terus mengedit draft, sehingga menghambat proses menulis yang tidak kunjung selesai. Akhirnya jadi kehilangan motivasi untuk melanjutkan cerita hingga akhir.
Bahkan dalam beberapa kasus, sampai membandingkan karyanya dengan orang lain dan merasa tidak lagi percaya diri.
Yang perlu penulis ingat bahwa draft memang tidak diciptakan untuk sempurna. Draft ada untuk diselesaikan terlebih dahulu. Ketika penulis novel tidak bisa menerima bahwa tulisan awal pasti berantakan, proses menulis justru berubah menjadi beban mental yang melelahkan.
Menyelesaikan draft membutuhkan komitmen, bukan hanya inspirasi. Dengan menahan diri dari ide baru, tetap menulis meski sedang buntu, dan menerima ketidaksempurnaan tulisan, penulis novel memiliki peluang lebih besar untuk benar-benar menuntaskan naskahnya hingga halaman terakhir.
Karena novel yang baik adalah novel yang selesai. Semangat.
Baca Juga : Alasan Orang Perfeksionis Tidak Cocok Menjadi Penulis Artikel Online
Editor: Annisa Adelina Sumadillah




