Suara Online
  • Beranda
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Gaya Hidup
  • Teknologi
Subscribe
Suara OnlineSuara Online
Aa
Search
  • Pages
    • Home
    • Blog Index
    • Contact Us
    • Search Page
    • 404 Page
  • Categories
  • Personalized
    • My Saves
    • My Feed
    • My Interests
    • History
Follow US
Ketika Penulis Novel Dipaksa Ikut Tren: Baik atau Buruk?

Beranda – penulis novel – Ketika Penulis Novel Dipaksa Ikut Tren: Baik atau Buruk?

Artikelkepenulisan

Ketika Penulis Novel Dipaksa Ikut Tren: Baik atau Buruk?

Annisa Adelina
Annisa Adelina
Share
SHARE

Suaraonline.com – Tren dan selera pasar yang semakin beragam sering kali menuntut penulis novel untuk menyesuaikan diri. 

Belum lagi kedatangan platform digital yang bergerak cepat mengikuti minat pembaca, sehingga tema-tema tertentu mendadak ramai dan dianggap lebih “aman” untuk diproduksi. Dalam kondisi ini, tidak sedikit penulis novel yang merasa berada di persimpangan antara idealisme pribadi dan kebutuhan pasar.

Suka dan Duka Penulis Novel Mengikuti Tren

Sisi baik dari mengikuti tren adalah nilai konversional yang lebih tinggi. Novel yang selaras dengan minat pasar cenderung memiliki peminat yang banyak dan peluang cuan yang lebih realistis. 

Bagi penulis novel yang menjadikan menulis sebagai sumber penghasilan, tren bisa menjadi pintu masuk untuk membangun nama, memperluas pembaca, dan menjaga keberlangsungan karier menulis.

Namun di sisi lain, tren yang ada belum tentu disukai oleh penulisnya sendiri. Ketika menulis sesuatu yang tidak benar-benar diminati, proses kreatif bisa terasa berat dan melelahkan. 

Penulis dituntut bekerja ekstra untuk memahami tren tersebut, mulai dari riset genre, gaya bahasa, hingga karakter yang disukai pembaca, sebelum menjadikannya sebagai aspek utama dalam tulisan.

Jika tidak hati-hati, mengikuti tren justru dapat mengikis kepuasan batin dalam menulis. Novel yang lahir dari keterpaksaan sering kehilangan kejujuran emosi, padahal hal itulah yang biasanya membuat cerita terasa hidup. 

Penulis novel juga berisiko merasa jenuh lebih cepat karena terus menyesuaikan diri dengan selera pasar yang berubah-ubah.

Jadi, itulah fenomena dibalik mengikuti tren yang bukan sepenuhnya baik atau buruk. Kuncinya ada pada keseimbangan. Penulis novel perlu memahami pasar tanpa sepenuhnya mengorbankan suara dan nilai personalnya. 

Ketika tren dipadukan dengan gaya khas penulis, novel tidak hanya berpotensi laku, tetapi juga tetap memiliki jiwa yang kuat.

Baca Juga : Benarkan Penulis Artikel Kebanyakan Berkepribadian Introvert?

Editor: Annisa Adelina Sumadillah

TAGGED: penulis novel, Suka dan Duka Penulis Novel Mengikuti Tren
Share This Article
Facebook Twitter Copy Link Print
Leave a comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified Blog

Seedbacklink

Rumah Anak Surga

Hotel Karantina Qur’an

Rental Motor Semarang

You Might Also Like

Meningkatkan Kecerdasan Emosional: 3 Hobi yang Dapat Kamu Lakukan
ArtikelGaya Hidup

Meningkatkan Kecerdasan Emosional: 3 Hobi yang Dapat Kamu Lakukan

2 Min Read
Cara Memahami Pola Perilaku yang Merugikan Diri agar Tidak Terjebak Kesalahan yang Sama
ArtikelInformasi

Cara Memahami Pola Perilaku yang Merugikan Diri agar Tidak Terjebak Kesalahan yang Sama

2 Min Read
Mencintai Diri Sendiri Saat Kamu Merasa ‘Gak Pantas Dicintai’: Begini Cara Melawannya!
ArtikelGaya Hidup

Mencintai Diri Sendiri Saat Kamu Merasa ‘Gak Pantas Dicintai’: Begini Cara Melawannya!

2 Min Read
Mencintai Diri Sendiri: Benarkah Jadi Anti Terhadap Kritik?
ArtikelGaya Hidup

Mencintai Diri Sendiri: Benarkah Jadi Anti Terhadap Kritik?

2 Min Read
Suara Online

Suaraonline.com : The voice of netizen

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Privacy Police
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?