Suaraonline.com – Dialog menjadi salah satu elemen penting dalam novel karena berfungsi menghidupkan karakter dan menggerakkan cerita yang harus dibuat penulis novel.
Lewat dialog, pembaca bisa memahami emosi, konflik, hingga kepribadian tokoh tanpa perlu penjelasan panjang. Namun, bagi penulis novel, menulis dialog yang kuat bukan perkara mudah dan sering menjadi tantangan tersendiri. Jika dialog gagal bekerja, pembaca akan sulit terhubung dengan cerita meski ide besarnya menarik.
Tantangan Penulis Novel Dalam Membuat Dialog
Salah satu tantangan terbesar penulis novel dalam membuat dialog adalah menciptakan dialog yang enak dibaca dan terdengar natural.
Dialog yang terlalu formal atau terlalu dibuat-buat akan terasa seperti narasi yang dipaksakan menjadi percakapan. Sebaliknya, dialog yang alami membuat pembaca seolah mendengar langsung percakapan antar tokoh, sehingga emosi dan konflik terasa lebih nyata.
Namun, perlu diingat tidak semua dialog santai cocok untuk semua novel, terutama untuk novel yang memang mengambil nuansa zaman dulu, kerajaaan dan sebagainya.
Tantangan berikutnya adalah menjaga konsistensi dialog. Penulis novel perlu menentukan sejak awal gaya bahasa yang digunakan oleh setiap karakter, apakah menggunakan “saya” dan “kamu”, “aku” dan “kau”, atau bahasa gaul seperti “gue” dan “lo”.
Ketidakkonsistenan dalam pilihan kata dapat membuat karakter terasa berubah-ubah dan mengganggu pengalaman membaca.
Selain itu, konsistensi dialog juga berkaitan dengan latar belakang karakter.
Usia, lingkungan, dan hubungan antar tokoh sangat mempengaruhi cara mereka berbicara. Dengan menjaga konsistensi ini, dialog tidak hanya terdengar alami, tetapi juga memperkuat karakterisasi dalam novel.
Jadi, itulah beberapa tantangan dari membuat dialog yang dialami penulis novel.
Dengan memahami tantangan ini, penulis novel dapat lebih peka dalam menyusun percakapan yang tidak hanya informatif, tetapi juga emosional dan meyakinkan bagi pembaca, yang terpenting jangan pernah takut mencoba dan terus berusaha.
Baca Juga: Ghosting Digital vs Ghosting Nyata: Mana yang Lebih Menyakitkan?
Editor: Annisa Adelina Sumadillah




