Suara Online
  • Beranda
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Gaya Hidup
  • Teknologi
Subscribe
Suara OnlineSuara Online
Aa
Search
  • Pages
    • Home
    • Blog Index
    • Contact Us
    • Search Page
    • 404 Page
  • Categories
  • Personalized
    • My Saves
    • My Feed
    • My Interests
    • History
Follow US
Mencintai Diri Sendiri: Kapan Malah Jadi Egois?

Beranda – self love – Mencintai Diri Sendiri: Kapan Malah Jadi Egois?

ArtikelGaya Hidup

Mencintai Diri Sendiri: Kapan Malah Jadi Egois?

Annisa Adelina
Annisa Adelina
Share
SHARE

Suaraonline.com – Mencintai diri sendiri sering dipromosikan sebagai kunci kebahagiaan dan kesehatan mental. Namun, dalam praktiknya, konsep ini kerap disalahartikan.  Alih-alih menjadi bentuk perawatan diri yang sehat, mencintai diri sendiri justru kadang dijadikan tameng untuk membenarkan perilaku yang merugikan orang lain.

Di sinilah pentingnya memahami batas. Mencintai diri seharusnya membuat seseorang lebih sadar, bukan lebih semaunya. 

Batasan Mencintai Diri Sendiri Agar Tidak Menjadi Egois

Batas penting penting dalam mencintai diri sendiri adalah tidak menjadikannya alasan untuk membenarkan semua perilaku, terutama yang berdampak negatif bagi orang lain.

Misalnya, seseorang merasa ingin mengekspresikan diri dengan mendengarkan musik keras sebagai bentuk self-care, tetapi dilakukan tanpa mempertimbangkan kenyamanan sekitar. Dalam kondisi ini, tindakan tersebut bukan lagi tentang mencintai diri sendiri, melainkan mengabaikan hak orang lain untuk merasa nyaman.

Batas lainnya adalah tidak memaksa perilaku yang jelas bertentangan dengan norma, aturan sosial, atau nilai agama agar diterima semua orang dengan dalih mencintai diri sendiri. 

Contohnya, kamu memaksa orang lain untuk setuju pada pandanganmu mengenai orientasi seksual yang menyimpang dari norma dan agama. Saat ada orang yang menasehati, kamu tidak peduli dan berdalih, “ini caramu mencintai diri sendiri”.

Ekspresi diri tetap perlu disertai kesadaran bahwa hidup berdampingan menuntut tanggung jawab sosial. Ketika seseorang menuntut penerimaan tanpa mempertimbangkan dampak terhadap lingkungan sekitar, sikap tersebut cenderung bersifat egois, bukan bentuk cinta diri yang sehat.

Jadi, cintai diri sendiri yang sehat selalu berjalan seiring dengan empati dan tanggung jawab. Mencintai diri bukan berarti bebas melakukan apa saja, melainkan mampu merawat diri tanpa melukai orang lain. 

Dengan memahami batasan ini, konsep self love dapat tetap bermakna dan tidak berubah menjadi pembenaran atas sikap egois.

Baca Juga: Rahasia Penulis Novel yang Jarang Dibongkar : Menulis Saat Tidak Ingin Menulis

Editor: Annisa Adelina Sumadillah

TAGGED: self love, batasan sehat mencintai diri sendiri, mencintai diri sendiri
Share This Article
Facebook Twitter Copy Link Print
Leave a comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified Blog

Seedbacklink

Rumah Anak Surga

Hotel Karantina Qur’an

Rental Motor Semarang

You Might Also Like

Mengenal Nilai Hidup (Core Values) agar Tidak Mudah Tersesat dalam Menjalani Kehidupan
ArtikelInformasi

Mengenal Nilai Hidup (Core Values) agar Tidak Mudah Tersesat dalam Menjalani Kehidupan

2 Min Read
https://hellosehat.com/mental/mental-lainnya/tips-membuat-keputusan/
ArtikelInformasi

Kenapa Kita Sering Sulit Mengambil Keputusan dan Cara Mengatasinya secara Bijak

2 Min Read
3 Kebiasaan Kecil untuk Belajar Mencintai Diri Sendiri
ArtikelGaya Hidup

3 Kebiasaan Kecil untuk Belajar Mencintai Diri Sendiri

2 Min Read
Meningkatkan Kecerdasan Emosional: 3 Hobi yang Dapat Kamu Lakukan
ArtikelGaya Hidup

Meningkatkan Kecerdasan Emosional: 3 Hobi yang Dapat Kamu Lakukan

2 Min Read
Suara Online

Suaraonline.com : The voice of netizen

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Privacy Police
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?