Suara Online – Quarter life crisis adalah fase kebingungan yang sering dialami usia 20–30 tahunan. Di tahap ini, banyak orang mulai mempertanyakan arah hidup, karier, hubungan, hingga pencapaian diri.
Perasaan tertinggal, cemas, dan tidak puas sering muncul meski secara usia masih terbilang muda.
Salah satu langkah penting untuk menghadapi quarter life crisis tanpa panik adalah melakukan evaluasi diri secara jujur.
Evaluasi diri membantu kita memahami apa yang sebenarnya sedang kita rasakan, apa yang kurang, dan apa yang ingin kita perbaiki. Tanpa evaluasi diri, krisis ini hanya akan terasa seperti tekanan tanpa arah yang jelas.
Dalam proses evaluasi diri, penting untuk membedakan antara keinginan pribadi dan tuntutan lingkungan.
Banyak orang merasa tertekan karena membandingkan hidupnya dengan standar orang lain. Padahal, setiap orang memiliki garis waktu yang berbeda. Evaluasi diri membantu kita kembali fokus pada nilai, kemampuan, dan tujuan hidup sendiri.
Quarter life crisis juga sering dipicu oleh rasa takut gagal dan ketidakpastian masa depan. Dengan evaluasi diri yang rutin, kita bisa melihat progres kecil yang sering terabaikan. Hal ini membuat kita lebih menghargai proses, bukan hanya hasil akhir.
Selain itu, evaluasi diri membantu kita menyadari bahwa tidak semua hal harus langsung beres. Hidup adalah proses belajar yang panjang. Tidak apa-apa jika masih bingung, selama kita mau terus belajar dan bertumbuh.
Menghadapi quarter life crisis tanpa panik bukan berarti menolak rasa cemas, tetapi mengelolanya dengan sadar.
Melalui evaluasi diri yang konsisten, kita bisa mengenal diri lebih dalam, menentukan langkah yang lebih realistis, dan menjalani fase ini dengan lebih tenang serta penuh makna.
Baca Juga : Cara Mengevaluasi Diri di Akhir Bulan agar Hidup Lebih Terarah dan Berkembang




