Suara Online – Di era media sosial, tren datang dan pergi dengan sangat cepat. Gaya hidup, cara berpakaian, hingga cara berpikir sering kali terlihat menarik untuk diikuti.
Tanpa disadari, banyak orang akhirnya menjalani hidup berdasarkan apa yang sedang ramai, bukan berdasarkan siapa dirinya sendiri.
Kondisi ini membuat seseorang mudah kehilangan arah dan merasa kosong meski terlihat “mengikuti zaman”.
Menemukan identitas diri berarti memahami nilai, minat, dan prinsip yang benar-benar kita yakini.
Proses ini tidak bisa instan dan tidak bisa disamakan dengan orang lain. Setiap individu memiliki latar belakang, pengalaman, dan tujuan hidup yang berbeda.
Oleh karena itu, membandingkan diri dengan standar tren justru sering membuat kita merasa tidak cukup baik.
Langkah awal untuk menemukan identitas diri adalah meluangkan waktu untuk mengenal diri sendiri.
Tanyakan pada diri sendiri hal-hal sederhana, seperti apa yang membuat nyaman, apa yang ingin diperjuangkan, dan nilai apa yang tidak bisa dikompromikan.
Proses refleksi ini penting agar kita tidak mudah terombang-ambing oleh pengaruh luar.
Selain itu, penting untuk membedakan antara inspirasi dan tekanan sosial. Tren bisa dijadikan referensi, tetapi bukan sebagai patokan hidup.
Mengikuti sesuatu karena benar-benar sesuai dengan diri sendiri berbeda dengan mengikuti karena takut tertinggal atau ingin diakui.
Menemukan identitas diri juga berarti berani menerima bahwa kita tidak harus cocok dengan semua orang.
Ketika sudah memahami siapa diri kita, keputusan yang diambil akan terasa lebih ringan dan bermakna.
Hidup pun menjadi lebih tenang karena dijalani dengan kesadaran, bukan sekadar mengikuti arus.
Baca Juga : Apa yang Dapat Kita Pelajari dari Kegagalan Orang Lain untuk Perbaikan Diri




