Suara Online – Memasuki fase dewasa, pola pertemanan sering kali mengalami perubahan. Jika saat remaja pertemanan lebih banyak dibangun atas dasar kebersamaan dan kesenangan, maka di usia dewasa hubungan pertemanan cenderung lebih selektif dan bermakna.
Pola pertemanan dewasa yang lebih sehat tidak diukur dari seberapa sering bertemu, melainkan dari kualitas hubungan yang terjalin.
Pertemanan yang sehat di usia dewasa ditandai dengan adanya saling menghargai batasan. Setiap individu memiliki tanggung jawab, tujuan hidup, dan prioritas masing-masing.
Teman yang baik akan memahami ketika kita tidak selalu bisa hadir, tanpa memunculkan rasa bersalah atau tekanan emosional.
Selain itu, komunikasi yang jujur menjadi fondasi penting dalam pertemanan dewasa. Perbedaan pendapat adalah hal wajar, tetapi disampaikan dengan cara yang dewasa dan saling menghormati.
Hubungan yang sehat tidak mengharuskan kita selalu setuju, melainkan mampu berdiskusi tanpa menjatuhkan.
Pola pertemanan dewasa yang sehat juga mendorong pertumbuhan diri. Teman bukan hanya tempat berbagi cerita, tetapi juga saling mengingatkan, memberi dukungan, dan memotivasi untuk menjadi versi diri yang lebih baik. Tidak ada persaingan tidak sehat atau perasaan iri yang berlebihan.
Di sisi lain, pertemanan yang sehat tidak membuat kita kehilangan jati diri. Kita tetap bisa menjadi diri sendiri tanpa harus berpura-pura demi diterima.
Dengan membangun hubungan yang saling menghargai, jujur, dan suportif, pertemanan di usia dewasa dapat menjadi sumber kekuatan emosional yang berharga dalam menjalani kehidupan.
Baca Juga : Kenapa Boundaries Itu Penting untuk Menjaga Kesehatan Mental dan Hubungan Sosial




