Suara Online – Mengenal diri sendiri sering kali dikaitkan dengan menemukan minat, passion, atau hal-hal yang disukai.
Padahal, proses mengenal diri sendiri juga bisa dimulai dari arah sebaliknya, yaitu memahami hal-hal yang tidak disukai. Dari sinilah seseorang dapat membangun kesadaran diri yang lebih jujur dan utuh.
Hal-hal yang tidak disukai biasanya memicu emosi negatif seperti kesal, tidak nyaman, atau bahkan marah.
Reaksi ini sebenarnya memberi sinyal penting tentang nilai, batasan, dan kebutuhan pribadi. Ketika seseorang merasa terganggu oleh sikap tertentu, bisa jadi hal tersebut bertentangan dengan prinsip hidup yang diyakini.
Mengenal diri sendiri melalui hal-hal yang tidak disukai juga membantu seseorang menetapkan batasan yang sehat.
Misalnya, ketidaksukaan terhadap lingkungan yang penuh drama dapat menjadi tanda bahwa diri membutuhkan ketenangan dan komunikasi yang lebih dewasa. Dari sini, keputusan hidup dapat diambil dengan lebih sadar.
Selain itu, memahami ketidaksukaan dapat mencegah seseorang memaksakan diri hanya demi diterima lingkungan.
Banyak orang terjebak dalam kebiasaan mengikuti arus, padahal hal tersebut bertentangan dengan kenyamanan batin. Dengan mengenal diri sendiri, seseorang lebih berani berkata tidak tanpa rasa bersalah.
Proses ini juga membantu dalam evaluasi diri. Tidak semua ketidaksukaan berasal dari luar, sebagian bisa menjadi cerminan luka lama atau pengalaman yang belum selesai.
Dengan refleksi yang jujur, seseorang dapat membedakan mana yang perlu dihindari dan mana yang perlu disembuhkan.
Pada akhirnya, mengenal diri sendiri bukan tentang menjadi sempurna, melainkan memahami diri apa adanya.
Termasuk menerima bahwa ketidaksukaan adalah bagian penting dari perjalanan menuju kedewasaan emosional dan kehidupan yang lebih selaras.
Baca Juga : Bagaimana Menjadi Orang yang Lebih Empatik dalam Kehidupan Sehari-hari




