Suara Online – Perubahan diri adalah bagian alami dari proses bertumbuh. Seiring waktu, seseorang bisa mengalami pergeseran nilai, tujuan hidup, hingga cara berpikir.
Namun, tidak jarang perubahan ini justru membuat jarak dengan orang-orang terdekat, termasuk teman.
Fenomena ini sering memunculkan pertanyaan: mengapa perubahan justru berujung pada kehilangan teman?
Salah satu penyebab utamanya adalah perbedaan nilai yang semakin terlihat. Ketika seseorang berkembang, prioritas hidupnya bisa berubah. Hal-hal yang dulu dianggap penting bersama, kini mungkin tidak lagi sejalan.
Perbedaan nilai ini dapat menciptakan ketidaknyamanan dalam hubungan pertemanan jika tidak dibicarakan secara terbuka.
Selain itu, perubahan sering memicu rasa tidak aman pada orang lain. Saat seseorang bertumbuh, sebagian teman bisa merasa tertinggal atau terancam, meski tidak diungkapkan secara langsung.
Kondisi ini dapat menimbulkan jarak emosional, konflik pasif, atau bahkan hubungan yang perlahan merenggang.
Faktor lain adalah berkurangnya intensitas interaksi. Ketika fokus hidup berubah, waktu dan energi yang diberikan untuk pertemanan juga bisa berkurang.
Jika kedua belah pihak tidak saling memahami, hubungan bisa terasa hambar dan akhirnya memudar dengan sendirinya.
Kehilangan teman akibat perubahan bukan berarti kegagalan dalam bersosialisasi. Justru, ini bisa menjadi tanda bahwa seseorang sedang memasuki fase hidup yang baru. Pertemanan yang sehat seharusnya tumbuh bersama, bukan saling menahan.
Pada akhirnya, perubahan diri mengajarkan bahwa tidak semua orang harus ikut dalam setiap fase kehidupan kita.
Melepaskan beberapa hubungan bisa terasa menyakitkan, tetapi sering kali hal itu membuka ruang bagi pertemanan yang lebih sejalan, dewasa, dan saling mendukung.
Baca Juga : Mengenal Diri Sendiri Melalui Hal-Hal yang Tidak Disukai sebagai Proses Pendewasaan Emosional




