SUARAONLINE – Redenominasi adalah penyederhanaan nilai mata uang tanpa mengurangi nilai asli uang sebelumnya atau mengubah nilai tukarnya. Dimana dalam penyederhanaannya biasanya hanya mengurangi jumlah angka nol yang ada di belakang mata uang tersebut. Apa sih tujuan redenominasi? Lalu bagaimana cara penerapannya? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!
Sudah sejak lama Indonesia merencanakan penyederhanaan nilai mata uang rupiah, namun sampai sekarang masih belum terealisasikan. Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) masih menunggu waktu yang tepat untuk melaksanakan redenominasi karena mempertimbangkan beberapa faktor, seperti kondisi ekonomi makro, stabilitas moneter dan situasi sosial politik.
Mengenal Redenominasi (Penyederhanaan Nilai Mata Uang)
Redenominasi merupakan proses penyederhanaan nilai mata uang tanpa mengubah nilai tukar maupun mengurangi nilai asli mata uang. Biasanya untuk menyederhanakan digit mata uang suatu negara yaitu dengan mengurangi jumlah angka nol yang ada di belakangnya, misalnya Rp. 1.000 menjadi Rp. 1.
Redenominasi atau penyederhanaan nilai mata uang merupakan salah satu kebijakan moneter yang dapat dilakukan oleh pemerintah atau bank sentral untuk menyederhanakan sistem keuangan. Berbeda dengan sanering, yang merupakan pemotongan atau pengurangan nilai mata uang sehingga mengubah daya belinya.
Sebagai contoh penerapan redenominasi, pada tahun 1965 Indonesia menerapkan sistem kebijakan moneter dalam bentuk redenominasi berupa penurunan nilai mata uang, seperti Rp. 1.000 menjadi Rp. 1. Namun, hal itu justru gagal dan menyebabkan inflasi karena kurang kondisi psikologis masyarakat saat itu belum siap.
Tujuan Redenominasi
Setiap kebijakan yang diterapkan tentu memiliki tujuan dan alasan yang kuat demi kepentingan banyak orang. Adapun tujuan redenominasi adalah sebagai berikut:
- Mempermudah Perhitungan Transaksi
Dengan mengurangi jumlah angka pada nominal mata uang dapat memudahkan perhitungan maupun pencatatan. Sehingga dapat meminimalisir kesalahan pada saat transaksi. Hal ini tentu menguntungkan banyak pihak, mulai dari pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat luas.
- Meningkatkan Efisiensi Administrasi
Selain mempermudah transaksi, dengan adanya sistem redenominasi bisa meningkatkan efisiensi administrasi keuangan suatu negara. Karena sangat kecil kemungkinan melakukan kesalahan dalam perhitungan dan pencatatan.
- Meningkatkan Kredibilitas dan Kesetaraan Mata Uang
Pada saat menerapkan kebijakan moneter ini, suatu negara dapat meningkatkan citra mata uang yang dimiliki serta memperkuat posisi tawar menawar dalam perdagangan Internasional. Sebagai contoh saat ini nilai $1 setara dengan Rp. 16.300 jika dilakukan redenominasi, maka nilai tukar dolar ke rupiah berubah menjadi Rp. 16,3 tentunya terlihat lebih sederhana dan lebih mudah untuk dipahami.
- Memperbaiki Stabilitas Ekonomi
Redenominasi atau penyederhanaan nilai mata uang menjadi salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan inflasi suatu negara, tentu juga diseimbangkan dengan tindakan lain seperti mendukung kestabilan ekonomi negara.
Risiko Redenominasi
Meskipun kebijakan redenominasi memiliki dampak yang cukup menguntungkan, ada beberapa risiko yang mungkin terjadi ketika kebijakan ini dilakukan. Berikut beberapa risiko redenominasi:
- Sosialisasi dan Implementasi yang Membutuhkan Biaya Tinggi
Kebijakan redenominasi memerlukan sosialisasi yang luas dan intensif agar masyarakat tidak kebingungan maupun salah paham. Selain itu, penerapan kebijakan baru juga membutuhkan biaya yang besar untuk mengganti uang lama dengan uang baru.
- Stabilitas Ekonomi
Adanya kebijakan baru dalam penyederhanaan nilai rupiah berpotensi dimanfaatkan oleh pedagang nakal untuk menaikkan harga barang, dengan alasan pembulatan harga ke atas. Jika hal ini dibiarkan begitu saja, maka akan berujung inflasi.
- Perubahan Sosial dan Psikologis
Kebijakan redenominasi juga dapat memengaruhi perubahan sosial dan psikologis masyarakat, seperti perilaku konsumsi, tabungan, investasi, dan preferensi masyarakat terhadap mata uang.
Dengan demikian penyederhanaan nilai mata uang tidak merubah daya beli atau nilai asli dari mata uang. Hal ini hanya mengubah representasi nominal mata uang dalam bentuk angka. Redenominasi cenderung menjadi langkah sementara dan harus disertai dengan upaya lanjut untuk mengatasi masalah ekonomi dasar yang menjadi dasar mencapai efek jangka panjang yang signifikan.
Baca Juga: 5 Tips Belajar Lebih Efektif dan Efisien