SUARAONLINE.COM – Banyuwangi dikenal sebagai kota yang kaya akan budaya dan tradisi lokal. Salah satu tradisi yang paling unik dan sarat makna adalah upacara adat Kebo-Keboan. Seperti apa upacara adat satu ini yang menjadi tradisi masyarakat Banyuwangi ini? Yuk, kita kenali lebih dalam tentang apa itu Kebo-Keboan, mengapa masyarakat masih melestarikannya, dan apa makna yang terkandung di dalamnya.
Apa Itu Tradisi Kebo-Keboan?
Kebo-keboan berasal dari kata “kebo” yang berarti kerbau. Meskipun berasal dari kata kebo yang berarti kerbau, upacara adat ini tidak menggunakan kerbau sungguhan. Dalam upacara ini, beberapa warga berdandan menyerupai kerbau lengkap dengan cat hitam di tubuh dan tanduk buatan di kepala. Mereka berjalan merangkak seperti kerbau saat prosesi berlangsung. Tradisi ini dilaksanakan di dua desa yang masih menjaga kuat adat istiadat, yaitu Desa Aliyan di Kecamatan Rogojampi dan Desa Alasmalang di Kecamatan Singojuruh.
Sejarah dan Asal-Usul Kebo-Keboan
Upacara adat ini telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu tepatnya pada abad ke-18. Menurut cerita masyarakat setempat, ritual ini awalnya dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen yang melimpah dan permohonan kepada Tuhan agar diberi kesuburan tanah dan terhindar dari pagebluk (wabah penyakit) atau bencana alam dimusim selanjutnya. Saat musim kemarau panjang atau saat hasil panen menurun, masyarakat menggelar ritual ini sebagai bentuk ikhtiar spiritual.
Makna dan Filosofi Kebo-Keboan
Upacara adat ini mengandung makna mendalam:
- Kerbau sebagai simbol pertanian
Kerbau adalah hewan yang sangat berjasa dalam pertanian, khususnya di masa lalu. Dengan meniru perilaku kerbau, masyarakat menunjukkan rasa hormat dan pengharapan agar pertanian mereka diberkahi.
- Tolak bala
Upacara adat ini juga dipercaya bisa menangkal penyakit dan gangguan gaib yang mengancam desa.
Upacara Adat Kebo-Keboan Saat Ini
Saat ini, upacara ini telah menjadi daya tarik wisata budaya. Banyak wisatawan lokal maupun mancanegara yang datang untuk menyaksikan langsung keunikan tradisi ini. Pemerintah daerah pun mendukung pelestarian upacara ini dengan mengangkatnya dalam agenda tahunan dan festival budaya Banyuwangi.
Di era modern seperti sekarang, menjaga tradisi seperti Kebo-Keboan adalah bentuk pelestarian identitas budaya. Bukan hanya sebagai tontonan, tapi juga sebagai bentuk penghargaan terhadap leluhur dan kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun.
Baca Juga : Rujak Kelang Khas Muncar, Salah Satu Kuliner Banyuwangi Dengan Rasa yang Unik