SUARAONLINE.COM – Toilet training atau latihan buang air di toilet adalah salah satu fase penting dalam tumbuh kembang anak. Momen ini seringkali menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Banyak yang bertanya-tanya terkait kapan sebenarnya waktu yang tepat untuk memulai toilet training? Dan bagaimana cara yang efektif agar anak cepat mandiri? Artikel ini akan membahas kapan waktu ideal memulai toilet training pada toddler (balita usia 1–3 tahun) dan langkah-langkah praktis yang bisa diterapkan di rumah.
Kapan Waktu yang Tepat Mengajarkan Toilet Training?
Setiap anak berkembang dalam kecepatan yang berbeda, dikutip dari laman Alodokter, waktu yang disarankan untuk memulai toilet training adalah saat anak berusia antara 18 bulan hingga 2 tahun. Namun, yang paling penting bukan usia, melainkan tanda-tanda kesiapan anak secara fisik, emosional, dan kognitif.
Tanda-Tanda Anak Siap Toilet Training
Terdapat beberapa tanda yang bisa diamati oleh para orang tua untuk memastikan sang anak siap toilet training, diantaranya:
- Popok tetap kering selama 2 jam atau lebih
- Tidak BAB di popok selama tidur
- Anak menunjukkan ekspresi ketika menahan BAK atau BAB
- Menunjukkan ketertarikan pada toilet atau meniru orang dewasa.
- Tidak nyaman saat popok basah atau kotor
- Bisa mengikuti instruksi sederhana
- Dapat mengucapkan kata-kata seperti “pipis” atau “BAB”
Jika sebagian besar tanda ini sudah terlihat, kemungkinan besar si kecil sudah siap diajak toilet training.
5 Cara Efektif Toilet Training pada Toddler
- Kenalkan Konsep Toilet Secara Positif
Mulailah dengan mengajak anak melihat proses buang air ke toilet (bisa dari orang tua atau video edukatif). Jelaskan dengan sederhana bahwa buang air di toilet itu hal yang normal dan baik. Hindari memberi kesan negatif seperti jijik atau malu.
- Gunakan Potty Chair atau Toilet Duduk Anak
Sediakan potty khusus anak atau toilet duduk yang sesuai ukuran tubuhnya. Pastikan anak merasa nyaman dan aman saat duduk, agar tidak takut atau tegang. Letakkan potty di tempat yang mudah dijangkau, misalnya di kamar mandi atau kamar tidur.
- Buat Jadwal Rutin Toilet Time
Cobalah ajak anak ke toilet di waktu-waktu tertentu, misalnya:
- Setelah bangun tidur
- Setelah makan
- Sebelum tidur
- Setiap 2–3 jam sekali
Rutinitas ini membantu anak belajar mengenali pola buang air mereka.
- Berikan Pujian dan Dukungan Positif
Jika anak berhasil buang air di toilet, beri pujian seperti “Hebat ya kamu sudah pipis di toilet!”. Tapi hindari hukuman saat anak mengalami kecelakaan (misalnya ngompol). Cukup bantu bersihkan dan katakan dengan lembut, “Tidak apa-apa, lain kali kita coba lagi ya.” Konsistensi dan suasana yang menyenangkan akan membuat anak lebih percaya diri.
- Pilih Waktu yang Tepat (Bukan Saat Anak Sedang Stres)
Hindari memulai toilet training saat anak sedang sakit, baru pindah rumah, atau ada perubahan besar seperti kehadiran adik baru. Pastikan anak dalam kondisi nyaman secara emosional, agar prosesnya lebih lancar dan minim drama.
Kesalahan Umum yang Harus Dihindari
- Memaksa anak terlalu cepat
- Memarahi atau mempermalukan anak saat gagal
- Tidak konsisten (misalnya hanya melatih sesekali)
- Membandingkan anak dengan anak lain
Ingat, toilet training bukan lomba. Proses ini bisa berlangsung cepat atau butuh waktu beberapa minggu hingga bulan dan semua itu normal.
Toilet training adalah salah satu tahap penting dalam perkembangan kemandirian toddler. Kunci utamanya adalah kesabaran, konsistensi, dan dukungan positif. Tidak perlu terburu-buru karena setiap anak punya waktu yang tepat untuk belajar. Mulailah saat anak sudah menunjukkan kesiapan, kenalkan prosesnya dengan cara menyenangkan, dan hindari tekanan berlebih. Dengan cara yang tepat, toilet training akan menjadi pengalaman belajar yang positif, baik untuk anak maupun orang tua.
Baca Juga: 6 Cara Ampuh Mengatasi Anak GTM Tanpa Drama, Para Bunda Wajib Tahu!