Suaraonline.com – Rumah, yang seharusnya menjadi tempat ternyaman untuk pulang bisa menjadi tempat yang isinya penuh duka dan sumber luka. Kondisi tersebut seringkali dialami oleh anak yang orang tuanya memilih berpisah dan mengakhiri hubungan rumah tangga.
Broken home biasanya merupakan istilah yang dipakai untuk keluarga yang retak atau terpecah karena orang tuanya bercerai. Keadaan tersebut seringkali membawa dampak buruk bagi anak dan mempengaruhi tumbuh kembangnya.
Apa itu Broken Home?
Broken home merupakan keadaan dimana keluarga mengalami keretakan hubungan, ketidakharmonisan yang membuat rumah tangga tersebut sudah tidak dapat dipertahankan. Sebenarnya tidak semua broken home keluarganya berpisah.
Broken home juga bisa merujuk pada ayah dan ibu yang perannya tidak dirasakan oleh anaknya dirumah. Istilah tersebut seringkali merujuk pada keluarga yang memiliki konflik berkepanjangan, seringkali bertikai, atau bahkan sampai mengalami kekerasan.
Penyebab Broken Home
Memiliki keluarga yang tidak utuh tentu bukan tanpa alasan dan sebab. Berikut ini adalah biasanya yang menjadi sebab keluarga menjadi broken home:
1. Perceraian Orang Tua
Perceraian orang tua merupakan salah satu penyebab utama anak mempunyai keluarga yang tidak utuh. Adanya ketidakcocokan atau konflik berkepanjangan seringkali membuat pasangan memilih untuk melakukan perpisahan.
Hal tersebut yang kemudian membuat anak tidak tumbuh bersama kedua orang tuanya yang lengkap dan anak seringkali hilang tujuan tanpa arah.
2.. Kekerasan dalam Rumah Tangga
Adanya kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga juga menjadi salah satu alasan keluarga broken home. Seperti contohnya seorang suami bertikai sampai memukul istrinya dan kemudian anak melihat adegan tersebut secara langsung.
3. Perselingkuhan
Salah satu faktor lainnya adalah adanya perselingkungan dari salah satu pasangan yang kemudian menimbulkan rasa tidak percaya satu sama lainnya. Seringkali hal tersebut langsung mengacu pada perpisahan rumah tangga.
4. Masalah Ekonomi
Salah satu penyebab lainnya yang sering terjadi pada keluarga broken home adalah karena ada masalah ekonomi. Finansial merupakan hal yang penting dalam memenuhi kebutuhan keluarga dan jika tidak terpenuhi, hal tersebut memicu stress kemudian berakhir perpisahan.
5. Kurangnya Waktu untuk Keluarga
Kurangnya waktu untuk keluarga juga bisa menjadi salah satu pemicu perpisahan. Biasanya salah satu pasangan atau keduanya kurang bisa meluangkan waktunya untuk duduk bersama dan memperhatikan anak.
Kurangnya waktu dan perhatian ini akan menyebabkan hubungan antar keluarga bisa menjadi renggang dan tidak harmonis.
Cara Mengatasi Broken Home
Berikut ini adalah cara untuk mengatasi keluarga yang broken home:
1. Mencari Dukungan
Adanya dukungan sosial akan sangat membangkitkan semangat bagi para anak broken home. Mereka akan merasa sangat dihargai dan disayangi karena merasa masih ada orang yang peduli dengan keadaannya.
2. Mencoba Memaafkan
Keadaan memang tidak bisa berubah secara cepat, yang bisa dilakukan adalah mencoba untuk memaafkan apa yang terjadi. Karena dengan memaafkan akan membuat hidup menjadi lebih tenang dan ikhlas.
3. Berkomunikasi Terbuka
Komunikasi adalah kunci dari semua permasalahan dan dengan melakukan komunikasi yang terbuka, akan mengubah cara pandang dan pemikiran satu sama lainnya sehingga tidak mudah menjadi salah paham.
4. Mengikuti Konseling
Keadaan ini tentu saja keadaan yang tidak diinginkan oleh semua orang. Apabila telah masuk kedalam keadaan tersebut, sebaiknya segera komunikasikan dengan konselor supaya mendapatkan solusi dan tidak sampai merusak kesehatan mental.
5. Fokus Mengembangkan Diri
Cobalah mulai fokus pada pengembangan diri sehingga bisa mengalihkan keadaan yang menyedihkan dan tidak terbawa arus negatif. Kembangkan diri, asah skill, dan cobalah belajar hal baru agar diri lebih sibuk dan meningkatkan kepercayaan.
Itulah tadi mengenai pengertian, penyebab, dan cara mengatasi broken home. Broken home tidak harus keluarga yang berpisah. Terkadang semuanya utuh tapi tidak lengkap, ada tapi bukan berarti harmonis, dan bersama bukan berarti cemara.
Setiap anak tentu saja mendambakan keluarga yang sempurna dan harmonis, tapi tidak semua anak beruntung untuk memilikinya. Jika menjadi salah satu orang yang beruntung itu, jangan pernah berusaha untuk mengecewakannya.
Baca Juga: Ini Peran Ayah agar Keluarga Tetap Harmonis