
Semarang — Tim perwakilan dari Pusat Informasi Regional menyoroti pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dalam sebuah diskusi yang digelar di RMOL Jateng dengan tajuk diskusi Makan Bergizi gratis (MBG): Tantangan & Harapan, pada Rabu, 5 November 2025 di Front One HK Resort Simpang Lima, Semarang.
Mas Ilham selaku perwakilan menyampaikan bahwa pihaknya menilai program tersebut perlu dievaluasi karena dikhawatirkan menggerus dana pendidikan yang seharusnya digunakan untuk peningkatan kualitas belajar.
“Sebenarnya kami berharap program MBG ini dihentikan, karena terlalu banyak memakan dana pendidikan. Dana pendidikan bertambah, tapi sayangnya 8% anggaran ke MBG,” tuturnya.
Program Makan Bergizi Gratis Dievaluasi
Menurut Ilham, meskipun program tersebut memiliki niat baik untuk meningkatkan gizi anak sekolah, pelaksanaannya di lapangan masih menghadapi banyak tantangan dan risiko. Mulai dari proses distribusi makanan, pengantaran ke sekolah, hingga perilaku siswa yang belum sepenuhnya mendukung penerapan pola hidup bersih.
“Pernah ada MBG isinya makanan kering, tapi pas sampai sekolah jadi makanan basah,” ungkapnya, mencontohkan kendala yang sering terjadi di lapangan.
Meski demikian, Ilham menegaskan bahwa pihaknya tetap membuka ruang dialog dan memberikan sejumlah saran apabila program nasional MBG ini tetap dilanjutkan. Ia mengusulkan agar pemerintah membuka kanal pengaduan masyarakat serta melakukan evaluasi berkelanjutan demi perbaikan program.
Selain itu, ia juga mendorong adanya school kitchen, yakni dapur sekolah yang dikelola langsung oleh pihak sekolah dengan tenaga lokal. “Dengan begitu, sekolah bisa mengawasi langsung kualitas makanan,” ujarnya.
Ia menambahkan, pelibatan pemerintah daerah (Pemda) serta transparansi dalam penggunaan anggaran menjadi kunci keberhasilan program ini agar benar-benar membawa manfaat bagi siswa tanpa mengorbankan aspek lain di sektor pendidikan.
Baca Juga: Program Makan Bergizi Gratis Jadi Sorotan Utama di Round Table RMOL Jateng




