
Semarang — Menutup diskusi yang diadakan RMOL Jateng (5/11) terkait pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG), perwakilan MBG Semarang, yang akrab disapa Mbak Tresa, menyampaikan bahwa pihaknya terbuka terhadap berbagai kritik dan saran dari masyarakat maupun pemangku kepentingan.
Ia menegaskan bahwa masukan tersebut menjadi dasar bagi tim untuk terus melakukan evaluasi dan perbaikan program.
Komitmen Perbaikan Program Makan Bergizi Gratis
“Kita menerima kritik dan saran, serta mengadakan terus-menerus perbaikan. Salah satu contohnya dengan menghentikan SPPG yang bermasalah dan tidak memenuhi syarat,” ujar Tresa dalam sesi penutupan Round Table RMOL Jateng FDG Series 13rd.
Ia juga menjelaskan bahwa para pengantar makanan diwajibkan mengikuti pelatihan penanganan makanan yang baik dan higienis, pelatihan SHL.
Selain itu, seluruh penyelenggara program penyedia pangan gizi (SPPG) diwajibkan menggunakan air kemasan untuk seluruh proses masak agar menjamin kebersihan dan keamanan pangan.
Tresa menambahkan, menu makanan cepat saji seperti galantin, sosis, dan bakso tidak diperkenankan digunakan, kecuali jika SPPG memproduksi sendiri bahan tersebut, bukan membelinya dari luar. Langkah ini diambil demi memastikan kualitas dan keamanan makanan yang disajikan kepada siswa.
Menanggapi isu ketepatan sasaran program, ia juga menyebut bahwa tim MBG Semarang telah berupaya memastikan distribusi berjalan sesuai target, terutama di wilayah Jepara dan Demak.
Melalui berbagai langkah tersebut, Tresa menegaskan komitmen pihaknya untuk terus memperbaiki implementasi program MBG agar semakin tepat guna dan berkualitas bagi peserta didik di Jawa Tengah.
Baca Juga: Program Makan Bergizi Gratis Jadi Sorotan Utama di Round Table RMOL Jateng




