Di era digital sekarang, content creator sudah jadi salah satu pekerjaan paling diburu Gen Z. Banyak yang awalnya kerja kantoran, tapi lama-lama merasa profesi itu nggak cocok dengan gaya hidup mereka.
Jujur saja, jadi Gen Z itu memang repot: harus konsisten, duduk lama di depan laptop, kerjaan menumpuk, tapi tetap saja gampang bosan.
Ketika pekerjaan stabil sekalipun tidak lagi memberi rasa puas, mereka mulai mencari sesuatu yang lebih bebas dan di sinilah profesi content creator muncul sebagai jawaban.
Rutinitas Kantor yang Membuat Gen Z Gampang Jenuh
Banyak Gen Z yang sudah punya gaji enak, tunjangan lengkap, dan bonus tahunan, tapi tetap memilih pergi. Kenapa? Karena mereka lahir di generasi yang serba cepat, serba fleksibel, dan ingin bisa mengekspresikan diri tanpa batas.
Bagi mereka, kerja kantoran itu ibarat dipasung jam kerja. Setiap hari harus membuka laptop, menghadapi tumpukan dokumen, dan menatap layar berjam-jam sampai mata rasanya mau copot.
Dan parahnya lagi, ketika bonus turun, bukan dipakai investasi. Malah habis buat beli kopi tiap hari atau liburan singkat ke Bali supaya waras. Siklusnya berulang sampai akhirnya muncul kesadaran: “Kayaknya hidup gue bukan buat di sini.”
Content Creator Jadi Pelarian dan Peluang
Nggak heran kalau banyak Gen Z pada akhirnya resign dan masuk ke dunia content creator. Profesi ini menawarkan apa yang mereka cari: kebebasan.
Sebagai content creator, mereka bisa bekerja dari mana pun, kapan pun, tanpa dihantui jam masuk kantor atau omelan bos karena telat.
Selain itu, dunia content creator juga dikenal bisa menghasilkan cuan besar. Brand kerja sama, tawaran endorsement, paid partnership, sampai monetisasi platform semuanya terlihat menjanjikan.
Bahkan ada Gen Z yang rela kerja ekstra atau nambah shift hanya demi membeli kamera, lighting, atau membership coworking space demi menunjang karier mereka sebagai content creator.
Kebebasan Ekspresi yang Tidak Didapat di Kantor
Hal yang paling disukai Gen Z dari pekerjaan ini adalah kemampuan bebas berekspresi tanpa batas.
Sebagai content creator, mereka bisa bikin konten edukasi, komedi, lifestyle, beauty, gaming, sampai konten curhat sekalipun. Tak ada yang mengatur, tak ada yang mengekang.
Makanya, kalau kamu lihat anak muda ngomong sendiri di depan kamera saat nongkrong, di taman, atau bahkan sambil jalan, jangan heran.
Mereka bukan sedang bicara sendiri mereka sedang bekerja. Dan kalau kamu lihat seseorang bawa tripod kemana-mana atau tiba-tiba freeze untuk ambil angle video, besar kemungkinan dia seorang content creator.
Content Creator Bukan Sekadar Tren, tapi Gaya Hidup Baru
Meski terlihat mudah, jadi content creator sebenarnya butuh konsistensi, kreativitas, dan mental baja.
Tapi karena Gen Z sudah terbiasa hidup dengan ritme cepat dan tantangan baru setiap hari, profesi ini terasa cocok dengan kepribadian mereka.
Saat dunia kantor terasa terlalu kaku, dunia content creator memberi ruang bagi mereka untuk berkembang.
Dari pekerjaan yang awalnya cuma sekadar iseng, kini sudah banyak Gen Z yang menjadikannya karier penuh waktu. Bahkan sebagian dari mereka sudah bisa menghidupi diri hanya dari dunia konten.
Baca Juga : Ingin Memulai Karir Sebagai Content Writer? 3 Skill yang Harus Kamu Pelajari




