Suara Online, Semarang – Maraknya penyalahgunaan teknologi artificial intelligence (AI) seperti deepfake menjadi perhatian utama dalam Seminar COMLIDIA 2025 yang digelar Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), Kamis (27/11/2025). Kegiatan ini diikuti 130 pelajar SMA Kesatrian 1 Semarang sebagai bagian dari kampanye literasi digital Tim Jawara Digital.
Dalam paparannya, Kepala BPSDM Kominfo Yogyakarta, Dr. Anton Susanto, menegaskan bahwa kemajuan teknologi generatif AI membawa manfaat besar, namun juga membuka peluang penyebaran konten manipulatif. Deepfake dinilai sebagai salah satu ancaman paling serius karena dapat digunakan untuk penipuan, hoaks, hingga perusakan reputasi seseorang.
Anton menjelaskan bahwa pelajar SMA menjadi kelompok yang rentan terpapar konten palsu, baik sebagai korban maupun sebagai penyebar tanpa sadar. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya pemahaman Explainable AI (XAI) agar generasi muda dapat menggunakan teknologi secara aman dan bertanggung jawab.
Selain membahas isu etika digital, seminar ini menghadirkan sesi kreatif seperti lomba poster digital dan Focus Group Discussion (FGD) yang mengajak peserta merangkum kembali materi yang diterima. Metode ini diklaim efektif membantu pelajar memahami teknologi AI secara lebih mudah dan relevan.
Kepala Prodi Ilmu Komunikasi Udinus, Dr. Lisa Mardiana, menyebut kegiatan seperti COMLIDIA menjadi jembatan bagi pelajar untuk memahami tantangan dunia digital yang semakin kompleks. Pihak sekolah SMA Kesatrian 1 Semarang juga menyambut baik kegiatan yang dinilai memberikan wawasan baru bagi siswa.
Dengan maraknya kasus manipulasi digital di internet, seminar ini diharapkan membuka kesadaran pelajar mengenai pentingnya verifikasi informasi dan kehati-hatian saat memanfaatkan teknologi berbasis AI.
Baca Juga : Udinus Gelar Seminar COMLIDIA 2025, Tekankan Etika Penggunaan Generatif AI kepada Pelajar




