Suaraonline.com – Tahukah kamu apa itu overstimulasi media sosial? Tidak bisa pungkiri bahwa kehidupan di era ini tidak bisa terlepas dari media sosial. Media sosial sudah menjadi bagian dari keseharian banyak orang. Bangun tidur mengecek notifikasi, istirahat sambil scroll, hingga sebelum tidur masih terpaku pada layar ponsel.
Tanpa disadari, kebiasaan ini membentuk pola konsumsi informasi yang sangat padat. Jika tidak disikapi dengan bijak, kondisi tersebut bisa memicu kelelahan mental yang kerap dianggap sepele.
Apa itu Overstimulasi Media Sosial?
Overstimulasi media sosial bisa diibaratkan seperti kita yang makan melebihi kapasitas perut kita. Makan merupakan aktivitas yang sangat dibutuhkan tubuh kita. Namun, ketika jumlahnya berlebihan, kita justru bisa mengalami masalah pencernaan, seperti mual dan muntah.
Begitu pula dengan overstimulasi media sosial, kita membutuhkan media sosial, tetapi jika dikonsumsi berlebihan, dampaknya justru tidak sehat.
Media sosial sebenarnya memiliki banyak manfaat. Kita bisa terkoneksi dengan banyak orang, mengetahui bagaimana dunia berjalan, mengikuti isu terkini, bahkan menambah pengetahuan.
Namun, saat semua informasi itu masuk tanpa batas dan tanpa jeda, otak menjadi “kekenyangan”. Overstimulasi media sosial membuat seseorang kesulitan mencerna informasi yang diterima karena jumlahnya terlalu banyak dalam waktu singkat.
Kondisi ini sering kali memicu apa yang disebut sebagai brain rot, yaitu kelelahan mental akibat paparan konten yang terus-menerus.
Otak dipaksa berpindah fokus dengan cepat, dari satu informasi ke informasi lain, tanpa sempat memproses secara mendalam. Akibatnya, seseorang menjadi mudah lelah, sulit konsentrasi, dan lebih cepat merasa jenuh.
Dampak overstimulasi media sosial tidak berhenti pada kesehatan mental saja. Kelelahan mental yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kesehatan fisik, seperti gangguan tidur, sakit kepala, hingga menurunnya energi tubuh. Inilah alasan mengapa penggunaan media sosial perlu diletakkan pada porsi yang pas.
Dengan menyadari apa itu overstimulasi media sosial, kita bisa mulai lebih bijak mengatur waktu, memilih konten, dan memberi jeda bagi otak untuk beristirahat. Media sosial tetap bermanfaat, selama tidak dikonsumsi secara berlebihan dan impulsif.
Baca Juga: Mengapa Self Reward Penting untuk Kesehatan Mental?
Editor: Annisa Adelina Sumadillah




