Suara Online
  • Beranda
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Gaya Hidup
  • Teknologi
Subscribe
Suara OnlineSuara Online
Aa
Search
  • Pages
    • Home
    • Blog Index
    • Contact Us
    • Search Page
    • 404 Page
  • Categories
  • Personalized
    • My Saves
    • My Feed
    • My Interests
    • History
Follow US
Artificial Intelligence Tidak Ramah Lingkungan? Perkembangannya Menjadi Sebuah Solusi atau Ancaman Baru?

Beranda – pemanasan global – Artificial Intelligence Tidak Ramah Lingkungan? Perkembangannya Menjadi Sebuah Solusi atau Ancaman Baru?

EfyepeInformasi

Artificial Intelligence Tidak Ramah Lingkungan? Perkembangannya Menjadi Sebuah Solusi atau Ancaman Baru?

Suci Wulandari
Suci Wulandari  - Content Writer Web Developer
Share
SHARE

Suaraonline.com – Artificial Intelligence (AI) yang saat ini ramai digunakan banyak orang dianggap menjadi sebuah solusi tepat dalam membantu setiap pekerjaan. Namun, jarang orang yang mengetahui jika AI ini juga dapat membawa negatif karena bisa menjadi salah satu peluang penyebab pemanasan global.

Sekilas, AI memang tidak terlihat membahayakan karena dianggap sebagai teknologi yang tepat untuk mengefisiensi waktu kerja. Tetapi siapa sangka, justru AI adalah salah satu kecanggihan digital yang berpotensi membuat lingkungan rusak.

Lalu sebenarnya apa kaitan AI dengan pemanasan global? Benarkah AI adalah sebuah solusi tepat untuk membantu pekerjaan manusia? Atau justru malah sebaliknya yang membuat ancaman baru?

Artificial Intelligence Penyebab Rusaknya Lingkungan, Bagaimana Bisa?

Saat ini, tren penggunaan AI semakin digemari oleh hampir semua kalangan terutama dalam membantu pekerjaan. Namun benarkah AI ini sepenuhnya membawa manfaat? 

Penggunaan AI saat ini memang sudah menjadi bagian dari kehidupan hampir semua orang karena membawa kemudahan yang luar biasa.

Menurut UNEP, pertumbuhan pesat AI dan teknologi pendukungnya bisa menimbulkan masalah. Pusat data yang menjalankan sistem AI menghasilkan banyak limbah elektronik. Mereka juga menggunakan banyak air, padahal di beberapa tempat air sudah semakin langka. 

Untuk membangun dan menjalankan sistem ini, dibutuhkan bahan-bahan langka yang sering diambil dari alam dengan cara yang merusak. Selain itu, AI juga membutuhkan sangat banyak listrik, yang bisa menambah polusi dan mempercepat perubahan iklim.

Sekilas penggunaan Artificial Intelligence memang tidak membahayakan karena bentuk merusak lingkungannya tidak berwujud seperti asap rokok maupun kendaraan. 

Namun, diam-diam justru mengkonsumsi banyak energi seperti air untuk mendinginkan server. Tak hanya itu, penggunaannya dapat menyebabkan emisi karbon global yang semakin buruk. 

Menurut penelitian pada tahun 2019 dari Universitas Massachusetts, memperkirakan melatih satu model Artificial Intelligence besar akan menghasilkan sekitar 626.000 pon karbon dioksida. 

Hasil tersebut hampir setara dengan 300 kali penerbangan pulang-pergi New York ke San Francisco. Bahkan, lebih kagetnya lagi jumlah tersebut dianggap lima kali lebih besar dari emisi karbon yang dikeluarkan oleh mobil.

Dilansir solveo, para peneliti memperkirakan jika setiap 20 hingga 50 perintah kata yang diberikan kepada chatbot seperti ChatGPT akan menghabiskan 500 mililiter air. 

Konsumsi air dalam skala yang besar juga bisa memperburuk kelangkaan air, terutama di wilayah yang akses air bersihnya sudah terbatas. Hal ini juga akan memperburuk keadaan tanah jika diserap.

Tak hanya itu, komponen seperti  Artificial Intelligence mikrocip pada umumnya terbuat dari material yang langka dan itu berasal dari inti bumi. Material tersebut sering ditambang dengan cara yang merusak lingkungan. 

Limbah elektronik ini juga memiliki kandungan zat berbahaya seperti merkuri dan timbal, yang dimana hal tersebut dapat mencemari tanah dan air apabila tidak dikelola dengan baik.

Itulah tadi pembahasan mengenai Artificial Intelligence dan kerusakan lingkungan. Sejatinya, Artificial Intelligence merupakan kecerdasan yang dibuat oleh manusia. Namun, kecerdasan manusia bukan hanya berhasil menciptakan teknologi yang hebat saja.

Kecerdasan yang sesungguhnya juga dapat memanfaatkan teknologi tersebut dengan penuh rasa tanggung jawab. Jika penggunaan Artificial Intelligence tidak dapat dikendalikan, maka lama-lama akan membuat planet bumi menjadi lebih panas dan berdampak pada kerusakan lingkungan.

Baca Juga: Penggunaan AI, Sebuah Kemajuan atau Justru Kemunduran Revolusi Digital?

Penulis: Suci Wulandari

TAGGED: pemanasan global, artificial intelligence, kerusakan lingkungan
Share This Article
Facebook Twitter Copy Link Print
Leave a comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified Blog

Seedbacklink

Rumah Anak Surga

Hotel Karantina Qur’an

Rental Motor Semarang

You Might Also Like

Mengatasi Rasa Tidak Enakan yang Berlebihan agar Hidup Lebih Tenang dan Seimbang
ArtikelInformasi

Mengatasi Rasa Tidak Enakan yang Berlebihan agar Hidup Lebih Tenang dan Seimbang

2 Min Read
Cara Berbicara dengan Tenang Saat Emosi
ArtikelInformasi

Cara Berbicara dengan Tenang Saat Emosi agar Komunikasi Tetap Sehat dan Tidak Menyakitkan

2 Min Read
Tanda Kamu Sedang Berada dalam Lingkungan yang Menguras Energi Mental
ArtikelInformasi

Tanda Kamu Sedang Berada dalam Lingkungan yang Menguras Energi Mental

2 Min Read
7 Tips Interview Kerja Bagi Gen Z, Agar HRD Terpukau
Informasi

7 Tips Interview Kerja Bagi Gen Z, Agar HRD Terpukau

3 Min Read
Suara Online

Suaraonline.com : The voice of netizen

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Privacy Police
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?