Suaraonline.com – Banyak yang mengira penulis artikel hanya bekerja di balik layar untuk merangkai kata. Padahal, kemampuan menulis yang baik seringkali berakar dari kemampuan untuk mendengarkan.
Tanpa kemampuan membaca situasi, memahami cerita orang, dan menangkap detail kecil, tulisan sulit terasa hidup dan relevan. Karena itu, muncul anggapan bahwa penulis artikel sebenarnya adalah pendengar hebat yang diam-diam mempelajari banyak hal dari sekitar mereka.
Penulis Artikel Pendengar yang Baik?
Pertama, penulis umumnya memiliki kemampuan observasi yang kuat.
Mereka terbiasa memperhatikan detail kecil, misalnya bagaimana cara seseorang berbicara, perubahan nada suara, hingga konteks cerita yang tidak diucapkan secara langsung. Kemampuan ini membuat mereka lebih peka ketika mendengarkan orang lain.
Kedua, penulis juga terbiasa melakukan analisis data sebelum menulis.
Ketika mendengarkan cerita atau keluhan seseorang, mereka secara alami memilah mana informasi penting, mana yang merupakan emosi, dan mana yang menjadi inti persoalan. Pola pikir analitis inilah yang membuat mereka sering dianggap sebagai pendengar yang ulung.
Ketiga, banyak penulis artikel tanpa sadar berperan sebagai penasihat bagi orang-orang di sekitarnya. Kemampuan memahami sudut pandang orang lain dan mengolah informasi membuat mereka bisa memberikan respons yang lebih terarah, meski sederhana.
Mereka mungkin tidak selalu memberikan jawaban sempurna, tetapi cara mereka mendengarkan sering membuat orang merasa dipahami.
Jadi, itulah beberapa alasan mengapa penulis artikel bisa dikatakan sebagai pendengar yang baik. Kemampuan mendengarkan dapat membantu mereka agar tetap relevan dan empatik dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: 5 Manfaat Membaca Buku di Era Serba Digital
Editor: Annisa Adelina Sumadillah




