Suaraonline.com – Di tengah banjir konten digital, pembaca semakin selektif memilih tulisan yang ingin mereka baca. Bukan hanya soal topik, tetapi juga bagaimana sebuah artikel disampaikan oleh penulis artikel dengan baik.
Di sinilah gaya tulisan menjadi pembeda penting. Penulis yang memiliki gaya khas cenderung lebih mudah diingat dan dipercaya pembaca, meski membahas topik yang sama dengan banyak orang lain.
Cara Penulis Artikel Membangun Gaya Tulisan
Langkah awal bagi penulis artikel untuk membangun gaya tulisan adalah dengan mengenali suara dirinya sendiri. Gaya tidak muncul dari meniru mentah-mentah penulis lain, melainkan dari kebiasaan menulis, pilihan diksi, serta cara menyampaikan gagasan.
Semakin sering menulis, penulis akan menemukan pola alami dalam menyusun kalimat, membuka paragraf, dan menutup tulisan.
Membaca juga memegang peran besar dalam proses ini. Dengan membaca berbagai jenis tulisan, penulis artikel bisa belajar banyak pendekatan tanpa harus kehilangan identitas.
Dari sini, penulis dapat memilih mana yang sesuai dengan karakternya dan mana yang tidak. Proses menyaring inilah yang perlahan membentuk gaya unik.
Konsistensi juga menjadi kunci penting. Penulis artikel yang konsisten dengan tone dan cara bertuturnya akan lebih mudah dikenali pembaca.
Meski harus menyesuaikan dengan media atau klien, tetap ada “ciri kecil” yang bisa dipertahankan, entah itu cara menjelaskan konsep rumit dengan sederhana atau kebiasaan mengaitkan topik dengan fenomena sehari-hari.
Selain itu, kejujuran dalam menulis turut memperkuat gaya. Penulis yang menulis dengan pemahaman, bukan sekadar menyusun kata, akan menghasilkan tulisan yang terasa lebih hidup.
Pembaca bisa merasakan apakah sebuah artikel ditulis dengan kesadaran penuh atau hanya mengejar kuantitas.
Pada akhirnya, gaya tulisan tidak dibangun dalam semalam. Ia tumbuh dari proses panjang, kesalahan, revisi, dan keberanian untuk tetap menjadi diri sendiri. Penulis artikel yang sabar menjalani proses ini akan memiliki gaya yang bukan hanya unik, tetapi juga autentik.
Baca Juga: Benarkah Penulis Artikel Tidak Memiliki Imajinasi Seluas Penulis Novel?
Editor: Annisa Adelina Sumadillah




