Suaraonline.com – Dalam dunia kerja kreatif, penulis artikel bukan hanya harus menghadapi deadline dan target kuantitas, tetapi juga briefing yang kadang terdengar aneh, absurd, atau tidak jelas maksudnya.
Situasi ini sering membuat pekerjaan semakin menantang, apalagi jika klien atau editor tidak memberikan arahan yang detail.
Cara Penulis Artikel Bertahan Menghadapi Briefing
Pertama, penulis harus mampu membaca konteks dari briefing yang kurang jelas.
Kadang arahan hanya satu kalimat tanpa penjelasan tambahan, sehingga penulis perlu menggali makna tersirat dan menghubungkannya dengan gaya tulisan yang biasa diminta.
Kemampuan menebak kebutuhan klien inilah yang membuat seorang penulis semakin terlatih.
Kedua, melakukan klarifikasi secara sopan adalah cara penting untuk bertahan.
Briefing yang aneh sering membuat penulis artikel bingung harus mulai dari mana, sehingga bertanya adalah langkah aman untuk menghindari revisi panjang. Komunikasi yang baik bisa mengurangi kesalahpahaman sejak awal.
Ketiga, fleksibilitas adalah senjata utama. Banyak penulis artikel terbiasa menerima permintaan yang berubah-ubah, sehingga mereka harus cepat menyesuaikan diri.
Harus terlatih akan perubahan tone, gaya bahasa, hingga penambahan poin mendadak, semuanya membutuhkan keluwesan dalam berpikir.
Keempat, penulis perlu membuat struktur tulisan sendiri sebagai penolong saat briefing terlalu abstrak.
Dengan membuat kerangka dasar, penulis bisa tetap menjaga alur meski arah awalnya tidak jelas. Ini membantu menjaga kualitas tulisan tetap konsisten tanpa kehilangan fokus.
Kelima, menjaga mental tetap stabil adalah kunci bertahan. Briefing aneh sering memicu stres, tetapi penulis artikel harus mampu mengatur ritme kerja agar tetap produktif.
Mengambil jeda singkat atau melakukan shifting tugas bisa membantu meredakan tekanan.
Jadi, itulah cara profesi ini bertahan dengan briefing aneh yang ada.
Selama penulis artikel mampu beradaptasi, mengelola komunikasi, dan mempertahankan kreativitas, mereka tetap bisa menghasilkan tulisan yang layak meski berangkat dari arahan yang membingungkan. Masih tertarik menekuni profesi ini?
Baca Juga: Mengapa Penulis Artikel Sering Dianggap Remeh?
Editor: Annisa Adelina Sumadillah




