Suaraonline.com – Fenomena fear of missing out atau FOMO semakin nyata di tengah gaya hidup digital saat ini. Media sosial yang penuh dengan pencapaian, tren, dan standar hidup orang lain kerap membuat seseorang merasa tertinggal.
Tanpa disadari, kondisi ini perlahan mempengaruhi cara berpikir dan kepercayaan diri seseorang. Lantas, apa dampak FOMO yang sering diabaikan terhadap kesehatan mental dan identitas diri?
Dampak FOMO Pada Pola Pikir dan Kepercayaan Diri
Salah satu dampak FOMO yang paling terasa adalah menurunnya kepercayaan diri saat seseorang tidak mampu mengikuti tren yang sedang ramai.
Perasaan “ketinggalan” membuat diri seolah lebih rendah dibanding orang lain, padahal standar yang diikuti sering kali tidak relevan dengan kebutuhan pribadi. Akibatnya, rasa syukur dan penerimaan diri semakin terkikis.
Selain itu, dampak FOMO juga membuat pola pikir menjadi sempit. Fokus hidup hanya berputar pada apa yang sedang dilakukan orang lain, bukan pada tujuan jangka panjang yang seharusnya dibangun.
Seseorang jadi mudah goyah, tidak memiliki pendirian, dan cenderung mengambil keputusan impulsif demi terlihat selaras dengan lingkungan sosialnya.
Yang lebih mengkhawatirkan, Dampak FOMO dapat menimbulkan kecanduan validasi. Apresiasi dari luar, seperti like dan komentar, dijadikan tolok ukur nilai diri. Ketika validasi itu berkurang, kepercayaan diri ikut runtuh.
Jika tidak disadari sejak awal, FOMO dapat menjauhkan seseorang dari jati diri yang sebenarnya dan membuat hidup terus bergantung pada pengakuan orang lain.
Jadi, itulah dampak FOMO yang dapat mempengaruhi pola pikir dan kepercayaan diri seseorang. Pada dasarnya, tidak salah untuk mengikuti sesuatu yang banyak orang lakukan, selama hal itu sesuai dengan kebutuhan dan prinsip yang kamu pegang.
Baca Juga: 4 Manfaat Menjadi Orang Aneh, Ternyata Bisa Mengurangi Stres
Editor: Annisa Adelina Sumadillah.




