Suaraonline.com – Siapa sangka terdapat dampak negatif penggunaan AI bagi penulis artikel. Kehadiran AI tidak hanya berdampak pada pemanasan global, tapi juga membawa dampak negatif bagi pola penulisan hingga cara penulis artikel menghasilkan artikel.
Dengan menggunakan AI penulis bisa menghasilkan sepuluh bahkan lebih artikel dalam dengan waktu yang singkat. Penulis artikel hanya perlu memasukan judul, kata kunci dan walah… artikel sudah selesai.
Namun, dibalik kemudahan ini ada beberapa bahaya yang mengancam, terutama bagi kesehatan mental penulis. Lantas apa dampak negatif penggunaan AI bagi penulis artikel?
Dampak Negatif Penggunaan AI Bagi Penulis Artikel
Sudah menjadi rahasia umum, jika otak manusia dirancang untuk menjauhi sesuatu yang melelahkan dan berpontensi menimbulkan bahaya. Saat penulis artikel menulis, mereka membutuhkan peran aktif otak dalam merangkai kata dan mengolah informasi yang ada menjadi sebuah tulisan.
Otak yang terus dilatih untuk melakukan ini akan mudah memahami polanya dan menganggap pekerjaan ini sama sekali bukan sesuatu yang berbahaya apalagi sulit. Namun, bagi penulis artikel yang terbiasa menggunakan AI, otak mereka sudah terlatih menerima sesuatu secara instan.
Efeknya, saat otak dipaksa untuk berpikir lebih keras, yang terjadi malah kebuntuhan, dan lebih parahnya otak akan percaya dengan pola, “Kayaknya aku gak bisa nulis tanpa AI deh …”
Contoh sederhannya, seorang anak yang terbiasa digendong dan jarang menggunakan kakinya untuk berjalan, akan ketakutan atau bahkan tidak bisa saat di suruh untuk berjalan dengan kakinya.
Dampak inilah yang paling terasa dari penulis artikel yang terbiasa menggunakan AI. Penulis artikel jadi ketergantungan.
Kemudahan yang AI tawarkan, membuat penulis terlena, dan bisa sampai melupakan potensi yang dalam dirinya, otak jadi tumpul dan malas mikir. “Toh, ada AI ini…”
Dampak negatif selanjutnya dari penggunaan AI bagi penulis artikel yaitu penulis jadi tidak memiliki ciri khasnya dalam menulis. Tulisan AI yang biasanya cenderung datar, format, rapih, seolah menjadi patokan bahwa menulis haruslah sedemikian.
Padahal, tujuan utama dari buatnya artikel yaitu untuk dibaca manusia bukan mesin, adanya ciri khas manusia di dalamnya malah akan menjadi waran tersendiri dari tulisan.
Ketiga, dampak yang paling akan terasa yaitu hilangnya minat menulis. Merasa diri tak bisa tanpa AI, lama-lama akan mengerus kepercayaan diri penulis, penulis jadi tidak lagi terbiasa merangkai kata, dipikirannya selalu terus berteriak, “buat apa capek-capek nulis, mending langsung prom aja di AI.”
Penggunaan AI dalam menulis sebenarnya tidaklah salah selama AI dijadikan sebagai alat bantu untuk mempermudah pekerjaan penulis artikel dengan segudang deadline yang kadang diluar nalar itu, namun perlu diingat bahwa sejatinya alat seharusnya hanya tetap digunakan sebagai alat, kamu tetaplah harus andil dalam membuat artikel jadi lebih manusiawi.
Jadi, itulah beberapa dampak negatif penggunaan AI bagi penulis artikel.
Baca Juga: Penggunaan AI, Sebuah Kemajuan atau Justru Kemunduran Revolusi Digital?
Penulis: Annisa Adelina Sumadillah




