Suaraonline.com – Banyak penulis artikel merasa kurang percaya diri ketika membaca ulang tulisannya sendiri.
Mereka merasa ada yang kurang, ada yang bisa diperbaiki, atau bahkan ada bagian yang harus ditulis ulang. Meski terkadang membuat proses menulis menjadi lebih lama, sikap terlalu kritis ternyata tidak selalu buruk.
Dampak Positif Bagi Penulis Artikel yang Kritis Pada Tulisannya
Pertama, bersikap kritis membantu membuat tulisan lebih kaya dan informatif.
Dengan meninjau ulang tulisan secara mendalam, penulis artikel cenderung menambahkan detail yang sebelumnya terlewat, memperbaiki struktur kalimat, dan memastikan pesan yang ingin disampaikan benar-benar utuh. Sikap ini membuat artikel lebih matang sebelum dipublikasikan.
Kedua, menjadi kritis pada tulisan sendiri dapat meminimalisir kesalahan data dan informasi. Penulis akan terdorong untuk mengecek ulang sumber, mencocokkan fakta, dan memastikan akurasinya.
Hal ini sangat penting di era digital, dimana kesalahan kecil bisa cepat menyebar dan berdampak pada kredibilitas penulis.
Ketiga, kebiasaan kritis membantu penulis terus belajar dan tidak cepat merasa puas. Alih-alih menganggap tulisannya sudah sempurna, penulis artikel justru akan mencari cara agar tulisannya lebih jelas, lebih enak dibaca, dan lebih tepat sasaran.
Sikap ini menumbuhkan mental pembelajar yang sangat dibutuhkan dalam dunia kepenulisan yang dinamis.
Jadi, itulah dampak positif bagi penulis artikel yang kritis terhadap tulisannya, meski terkadang proses ini melelahkan, namun mampu memberikan dampak positif yang berguna untuk karirmu.
Baca Juga: Overthinking: Penyebab dan Cara Menghentikannya
Editor: Annisa Adelina Sumadillah




