Suaraonline.com – Sikap perfeksionis sering kali dipandang sebagai hambatan dalam proses menulis novel bagi penulis novel.
Banyak yang menilai perfeksionisme membuat penulis sulit selesai, terlalu lama merevisi, dan takut mempublikasikan karya. Namun, jika dikelola dengan tepat, sifat perfeksionis justru dapat membawa dampak positif pada karya yang dihasilkan.
Dampak Positif Penulis Novel Perfeksionis
Dampak positif penulis novel perfeksionis adalah kualitas karya yang dihasilkan cenderung tinggi. Penulis menuntut dirinya sendiri untuk mencapai standar tertentu, sehingga novel yang akhirnya diterbitkan telah melalui proses revisi berulang, perombakan struktur, hingga perubahan besar jika diperlukan.
Ketika penulis yang perfeksionis akhirnya berani merilis karyanya, novel tersebut umumnya memang sudah layak dibaca karena telah diuji berkali-kali secara internal.
Selain itu, sikap perfeksionis membuat penulis novel lebih peka terhadap detail dan konsistensi cerita. Mereka cenderung teliti dalam menjaga alur, karakter, serta logika cerita agar tetap selaras dari awal hingga akhir.
Kepekaan ini membantu meminimalkan kesalahan teknis yang dapat mengganggu pengalaman membaca, sehingga cerita terasa lebih rapi dan meyakinkan.
Dampak positif lainnya, perfeksionisme mendorong penulis untuk terus belajar dan berkembang. Ketidakpuasan terhadap hasil sendiri membuat penulis terdorong mencari referensi, memperdalam teknik menulis, dan mengevaluasi kelemahan karyanya.
Dalam jangka panjang, proses ini membentuk penulis yang lebih matang secara teknik maupun mental dalam menghadapi kritik dan proses kreatif.
Dengan catatan, perfeksionisme tetap perlu dikendalikan. Ketika berada pada porsi yang sehat, sifat ini dapat menjadi kekuatan yang membantu penulis novel menghasilkan karya yang tidak hanya selesai, tetapi juga berkualitas.
Dalam konteks ini, perfeksionisme berperan sebagai standar internal yang menjaga kualitas tulisan. Jadi, itulah beberapa dampak positif memiliki sifat perfeksionisme bagi penulis novel.
Baca Juga: Apa Jadinya Ketika Orang Perfeksionis Melepas Prinsipnya?
Editor: Annisa Adelina Sumadillah




