
SUARAONLINE.COM — Awalannya, film Sri Asih memang sempat ditunda penyiarannya, tapi sekarang tiap orang bisa melihat aksi Pevita Pearce, Jefri Nichol, Reza Rahadian, Christine Hakim, Surya Saputra dan teman-teman di bioskop Tanah Air sejak mulai 17 November 2022.
Rupanya, berulangkali mundurnya penyiaran film ini karena proses produksinya masih memerlukan waktu sedikit kembali untuk dapat tampil dalam format terbaik hingga beberapa pemirsa Indonesia juga memperoleh pengalaman terbaik usai melihatnya.
RA Kosasih Pencipta Sri Asih
Lebih dari itu, Sri Asih sebagai film penyesuaian dari seri komik karya RA Kosasih yang populer dengan narasi wayang. Komik ini juga sudah diluncurkan semenjak 1954. Lalu, siapakah figur penulis komik ini sebetulnya yang juga merupakan Bapak Komik Indonesia?
Raden Ahmad Kosasih yang lahir di 4 April 1919 ialah seorang penulis dan penggambar komik terkenal asal dari Indonesia. Angkatan komik saat ini menganggap sebagai Bapak Komik Indonesia.
Mengutip p2k.unkris.ac.id, pria kelahiran Bogor, Jawa Barat ini ialah putra dari Raden Wiradikusuma dan Sumami. Semenjak kecil, Kosasih mempunyai ketertarikan yang tinggi dalam menggambar. Bahkan juga, dia kerap menanti ibunya pulang belanja cuma untuk menyaksikan buntel belanjaan dari koran yang sering menyuguhkan potongan komik Tarzan.
Lalu sesudah lulus sekolah dasar pada 1932, dia meneruskan pengajarannya di HIS Pasundan. Waktu itu, ketertarikan Kosasih dalam seni gambar atau lukis makin bertambah. Selesai lulus dari HIS Pasundan, Kosasih mempunyai peluang untuk bekerja jadi pegawai negeri. Sayang, dia tidak ambil peluang itu dan memutuskan untuk tidak bekerja lebih dulu.
Sepanjang belum bekerja, Kosasih habiskan sejumlah besar waktunya untuk memperdalam ketertarikannya dalam menggambar dan melihat atraksi wayang golek. Dari hasil kesabarannya ini membuat Kosasih diterima sebagai juru gambar di Museum Zoologi Bogor pada 1939. Di situ, dia bertanggungjawab saat membuat beragam gambar hewan dan tumbuhan dengan detil untuk terbitan beberapa buku museum dan pelajaran. Disamping itu, Kosasih juga pernah bekerja jadi pembuat komik strip dalam suatu koran lokal Bogor.
Tetapi, selama masa pendudukan Jepang, kehidupan Kosasih mulai berbeda dikit demi sedikit karena jumlahnya penganiayaan yang terjadi di Indonesia. Baru awalnya 1953, saat kehidupan Indonesia jauh lebih bagus, banyak koran yang buka lowongan kerja untuk juru gambar. Tentu saja, ini kesempatan besar untuk RA Kosasih untuk mendaftarnya. Kosasih juga melamar di harian Dasar Bandung dan lolos serangkaian penerimaan kerja, seperti dikutip antaranews.
Kepiawaiannya dalam menggambar juga menarik perhatian penerbit Melodie di Bandung. Penerbit itu memberi penawaran ke Kosasih untuk membuat sebuah komik. Akhirnya, penawaran yang diterima Kosasih hasilkan sebuah komik dengan judul Sri Asih yang di inspirasi dari figur manusia super wanita di Amerika Serikat. Pada periode itu, komik Sri Asih benar-benar laku di pasar sekitar 3.000 eksemplar cetakan semua habis terjual. Ini juga jadi awalnya kiprah Kosasih di dunia komik.
Sesudah sukses dengan Sri Asih, Kosasih keluarkan komik ke-2 nya, Siti Gahara. Sama dengan komik pertama kalinya, Siti Gahara laku manis di pasar hingga semangatnya untuk membikin komik makin bertambah. Dengan demikian, Kosasih terus hasilkan bermacam komik sampai mendapatkan panggilan Bapak Komik Indonesia.
Masuk umur lanjut usia, RA Kosasih mulai kerap alami sakit dan pada akhirnya menghembuskan napas terakhir kalinya pada 24 Juli 2012 saat berumur 93 tahun. Sehari saat sebelum kepergiannya, pembuat komik Sri Asih ini sempat memberi pesan ke pendiri Sekolah tinggi Samali, Beng Rahadian jika dia ingin namanya dipakai sebagai nama beberapa aktivitas atau organisasi komik beberapa pemuda. Terbukti, namanya didokumentasikan jadi ajang penghargaan komik Indonesia, Kosasih Award.