SUARAONLINE.COM – Setiap daerah di Indonesia memiliki kekayaan kuliner yang unik dan penuh cerita. Salah satunya datang dari Desa Gumeno, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Di desa ini, ada sajian khas yang hanya muncul satu kali dalam setahun dan itu pun hanya saat bulan Ramadhan yaitu Kolak Ayam. Mendengar namanya, banyak orang mengira ini hanya varian dari kolak pada umumnya. Namun jangan salah, kolak dari desa Gumeno sangat berbeda. Bukan berbahan dasar pisang atau ubi seperti kolak yang biasa kita kenal, melainkan menggunakan ayam jago sebagai bahan utamanya. Lebih unik lagi, rasa dari kolak ayam ini perpaduan manis, gurih, dan legit yang begitu khas.
Kolak Ayam Menjadi Tradisi Sejak Ratusan Tahun Lalu
Kolak ayam bukan sekadar makanan. Hidangan ini merupakan bagian dari tradisi dan warisan budaya yang telah dijaga masyarakat Gumeno selama lebih dari empat abad. Menurut cerita turun-temurun, tradisi memasak kolak satu ini berasal dari masa Sunan Giri, salah satu Wali Songo yang menyebarkan agama islam di wilayah Gresik.
Dikutip dari akun Tiktok Good From News Indonesia, kolak ayam awalnya hadir sebagai obat. Hal ini bermula dari Sunan Dalem, yang merupakan anak dari Sunan Giri, usai membangun masjid di daerah tersebut ia jatuh sakit, ia mendapatkan mimpi tentang obat dari sakitnya yaitu memakan makanan ayam jago yang berusia muda dan menjadikannya bahan utama hingga tercipatanya kolak ayam. Pada saat itu, kolak ini dibuat oleh para santri dan warga desa Gumeno yang berjenis kelamin laki-laki.
Hingga saat ini tradisi tersebut tetap terjaga dan masih dilestarikan ketika bulan Ramadhan. Uniknya, kolak ini hanya dimasak dan disajikan sekali dalam setahun, yaitu pada malam 23 Ramadhan. Masyarakat desa berkumpul di masjid, membawa ayam kampung hidup sebagai sedekah, lalu bersama-sama memasak kolak ayam untuk disantap secara berjamaah.
Cita Rasa Kolak Ayam yang Unik
Jika kamu membayangkan rasa kolak ayam seperti kolak pada umumnya, kamu akan terkejut. Makanan khas dari Gumeno punya rasa yang kompleks, gurih dari santan dan ayam kampung, manis dari gula merah, dan aroma rempah yang kuat seperti kayu manis, cengkeh, kapulaga, dan pala. Tambahan daun jeruk dan serai membuat aromanya semakin menggoda.
Proses memasaknya pun tidak sembarangan. Ayam kampung yang digunakan dipotong dan dibersihkan dengan cara tradisional, kemudian dimasak dalam waktu yang cukup lama agar bumbu meresap sempurna.
Kuliner Langka yang Menarik Perhatian Wisatawan
Karena keunikannya, makanan khas satu ini mulai menarik perhatian wisatawan, penikmat kuliner, hingga peneliti budaya. Banyak yang datang ke Desa Gumeno hanya untuk menyaksikan dan merasakan langsung tradisi kolak ayam saat Ramadhan.
Namun, penting untuk diketahui bahwa makanan ini tidak diperjualbelikan secara umum. Makanan khas ini bukan menu restoran atau kuliner pasar Ramadhan, melainkan sajian khusus yang hanya bisa dinikmati jika ikut serta dalam tradisi warga Gumeno. Hal ini semakin menambah eksklusivitas dan nilai budaya dari kuliner ini.
Di tengah arus modernisasi dan perubahan zaman, kolak ayam tetap menjadi identitas budaya yang dijaga oleh masyarakat Desa Gumeno. Generasi muda pun diajak untuk ikut melestarikan tradisi ini agar tidak hilang ditelan waktu.
Itu dia sekilas tentang kolak ayam, salah satu makanan khas desa Gumeno yang hanya ada ketika 23 Ramadhan. Kolak ayam khas Desa Gumeno bukan hanya makanan, tetapi warisan budaya yang sarat makna dan sejarah. Rasanya yang unik, hanya muncul saat Ramadhan, dan proses penyajiannya yang melibatkan seluruh warga, menjadikannya salah satu kuliner paling langka dan berkesan di Indonesia.
Baca Juga : Mengenal Suku Wajak: Suku di Jawa Timur yang Merupakan Suku Tertua di Indonesia