Suara Online – Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang merasa bingung membedakan antara intuisi dan overthinking.
Keduanya sama-sama muncul dari pikiran, tetapi dampaknya sangat berbeda terhadap kualitas keputusan yang kita ambil.
Intuisi biasanya datang dengan tenang. Ia muncul sebagai perasaan yakin yang sederhana, tidak berisik, dan tidak memaksa.
Intuisi sering kali lahir dari pengalaman, nilai hidup, serta pemahaman diri yang sudah terbentuk secara tidak sadar.
Sebaliknya, overthinking hadir dengan kegelisahan. Pikiran berputar tanpa henti, dipenuhi skenario buruk, rasa takut salah, dan keinginan untuk mengontrol semua kemungkinan. Overthinking membuat keputusan terasa berat, bahkan untuk hal-hal kecil.
Salah satu cara membedakan intuisi dan overthinking adalah dengan memperhatikan kondisi emosi.
Intuisi tidak membuat dada sesak atau kepala penuh. Overthinking justru memicu stres, ragu berlebihan, dan sulit merasa puas dengan pilihan apa pun.
Intuisi fokus pada satu arah yang terasa selaras dengan diri sendiri. Overthinking fokus pada terlalu banyak kemungkinan hingga akhirnya membuat kita diam dan tidak bergerak. Intuisi mendorong tindakan, overthinking menunda langkah.
Selain itu, intuisi tidak membutuhkan pembenaran panjang. Ketika keputusan datang dari intuisi, kita tidak merasa perlu meyakinkan semua orang. Overthinking justru menuntut validasi eksternal agar rasa cemas sedikit mereda.
Melatih kepekaan terhadap intuisi bisa dimulai dengan mengenali pola overthinking. Saat pikiran mulai berulang tanpa solusi, itu tanda untuk berhenti sejenak, bernapas, dan kembali pada apa yang benar-benar penting.
Dengan memahami perbedaan intuisi dan overthinking, kita bisa mengambil keputusan dengan lebih sadar.
Bukan berdasarkan ketakutan, tetapi berdasarkan kejujuran terhadap diri sendiri dan kebutuhan hidup yang nyata.
Baca Juga : Mengenali Emosi Sejak Dini agar Tidak Dikuasai oleh Reaksi yang Merugikan Diri




