Suara Online – Sejak kecil, banyak dari kita tumbuh dengan keyakinan bahwa semua mimpi harus tercapai. Jika tidak, maka hidup dianggap gagal.
Padahal, seiring bertambahnya usia dan pengalaman, kita mulai menyadari bahwa realitas tidak selalu berjalan sesuai rencana. Menerima kenyataan bahwa tidak semua mimpi harus tercapai bukan berarti menyerah.
Justru, ini adalah bentuk kedewasaan dalam melihat hidup secara lebih realistis. Ada mimpi yang berubah arah, ada yang tertunda, dan ada pula yang memang harus dilepaskan.
Sering kali, keterikatan berlebihan pada mimpi lama membuat seseorang sulit menghargai apa yang sudah dimiliki saat ini.
Ketika realitas tidak sesuai ekspektasi, muncul rasa kecewa, rendah diri, bahkan menyalahkan diri sendiri. Di sinilah pentingnya menerima kenyataan dengan lapang dada.
Melepaskan mimpi tertentu bukan berarti hidup kehilangan makna. Bisa jadi, hidup sedang mengarahkan kita pada tujuan lain yang lebih sesuai dengan kondisi, nilai hidup, dan kapasitas diri saat ini.
Banyak orang menemukan kebahagiaan justru ketika berhenti memaksakan jalan yang tidak lagi relevan.
Proses menerima kenyataan juga membantu menjaga kesehatan mental. Kita belajar berdamai dengan keterbatasan, menerima kegagalan sebagai bagian dari perjalanan, dan memahami bahwa nilai diri tidak ditentukan oleh satu mimpi yang gagal tercapai.
Pada akhirnya, hidup bukan tentang menuntaskan semua mimpi, melainkan tentang bertumbuh dari setiap proses yang dijalani.
Ketika kita mampu menerima kenyataan dengan bijak, kita membuka ruang untuk tujuan baru yang lebih bermakna dan realistis.
Baca Juga : Bukan Terlambat, Melainkan Sedang Bertumbuh: Memahami Proses Hidup Tanpa Membandingkan Diri




