Suaraonline.com – Menjadi penulis artikel di era SEO seperti hidup di dua dunia yang sering berbenturan tulisan untuk manusia dan tuntutan algoritma.
Di satu sisi, penulis ingin membuat tulisan yang mengalir, humanis, dan penuh gaya. Di sisi lain, ada aturan SEO yang ketat yang harus dipatuhi agar artikel bisa bersaing di mesin pencari.
Dilema Penulis Artikel SEO
Salah satu tantangan terbesar dalam menulis artikel SEO adalah tulisan sering terasa kurang humanis. Misalnya, judul harus menggunakan angka agar memenuhi standar SEO yang dianggap lebih menarik klik.
Padahal, tidak semua ide cocok diberi angka, dan kadang justru merusak makna asli judul. Belum lagi aturan bahwa judul tidak boleh terlalu panjang, sehingga beberapa kata penting harus dipotong demi memenuhi standar mesin pencari.
Selain itu, penulis artikel sering diwajibkan memasukkan H2 pada artikel, padahal tidak semua artikel cocok menggunakan sub judul. Ada topik yang lebih enak mengalir dalam satu alur dari awal sampai akhir, tetapi karena kebutuhan SEO, struktur tulisan harus dipaksa mengikuti template tertentu.
Tantangan lainnya adalah penempatan kata kunci. Meski tidak boleh dipaksakan, kata kunci tetap harus muncul di bagian tertentu agar artikel dianggap relevan oleh algoritma.
Hal ini membuat penulis harus ekstra hati-hati agar tidak mengorbankan keluwesan kalimat demi memenuhi persyaratan teknis.
Di sinilah kecerdikan penulis artikel diuji. Mereka harus mampu “menjinakkan” algoritma tanpa kehilangan sentuhan manusiawi dalam tulisan.
Kombinasi antara pemahaman SEO dan kreativitas inilah yang membuat penulis artikel semakin terampil. Karena pada akhirnya, artikel yang baik bukan hanya dilihat oleh algoritma, tetapi juga harus menyentuh pembaca sebagai manusia.
Jadi, itulah tantangan dan dilema penulis artikel SEO.
Baca Juga: Teknik Pomodoro untuk Menyelesaikan Tugas Tanpa Stres
Editor: Annisa Adelina Sumadillah




