Suaraonline.com – Penulis novel seringkali identik dengan orang yang memiliki kecerdasan emosional yang baik. Terutama saat menulis, kecerdasaan emosional ini sangat dibutuhkan untuk bisa menghasilkan karya yang dapat menyentuh dan disukai pembaca.
Kecerdasan emosional sendiri merupakan kemampuan dalam mengelola dan memahami beragam emosi mulai dari rasa sedih, senang dan lainnya bukan hanya pada dirinya sendiri, tapi juga orang lain. Lantas apa yang yang menyebabkan novelis memiliki kemampuan ini?
Kebiasaan yang Membuat Penulis Novel Memiliki Kecerdasan Emosional (EQ)
Pertama, terbiasa observasi dan memperhatikan berbagai karakter manusia. Hal ini sering dilakukan novelis untuk menambah referensi untuk menghasilkan karakter yang relevan dan nyata.
Tanpa disadari, proses mengamati perilaku, emosi, dan reaksi orang lain ini melatih kepekaan emosional penulis, baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan sekitar.
Kedua, biasanya penulis terbiasa dengan berbagai sudut pandang. Saat menulis novel mereka tidak hanya membuat karakter protagonis, tapi juga membuat karakter antagonis hingga figuran.
Untuk dapat menciptakan itu, maka diperlukan pengetahuan mengenai sifat dan karakter manusia. Tidak jarang penulis, terbiasa untuk mempertanyakan “kenapa orang jadi seperti ini?” atau “apa alasan dia melakukan ini?”.
Membuat penulis tidak terpaku pada satu sudut pandang sehingga tidak mudah menghakimi orang di permukaan.
Ketiga, penulis novel umumnya juga seorang pembaca. Kebiasaan membaca karya fiksi dipercaya dapat mempertajam empati karena pembaca diajak masuk ke dalam perasaan dan konflik karakter.
Proses ini membantu penulis memahami emosi orang lain secara lebih mendalam, sekaligus meningkatkan kecerdasan emosional secara alami.
Jadi, itulah beberapa kebiasan kecil penulis novel yang dapat meningkatkan kecerdasan emosional (EQ). Tuntutan untuk menciptakan karakter fiksi yang dekat dengan pembaca secara tidak langsung melatih empati, kepekaan, dan pemahaman emosi. Gimana, kamu tertarik menjadi penulis?
Baca Juga: 4 Manfaat Menjadi Orang Aneh, Ternyata Bisa Mengurangi Stres
Penulis: Annisa Adelina Sumadillah




