Suaraonline.com – Fenomena burnout kini tak hanya dialami pekerja kantoran, tetapi juga semakin sering dirasakan oleh penulis novel.
Di tengah tuntutan produktivitas, ekspektasi pembaca, hingga tekanan media sosial yang gemar membandingkan pencapaian, proses kreatif yang seharusnya menyenangkan justru berubah menjadi beban mental. Kondisi ini kerap membuat penulis kehilangan energi, motivasi, bahkan kepercayaan diri untuk melanjutkan karyanya.
Penyebab Penulis Novel Terkena Burnout
Salah satu pemicu burnout adalah kebiasaan menggabungkan menulis dengan mengedit dalam satu waktu. Saat ide belum mengalir sempurna, penulis sudah sibuk mengoreksi kata demi kata, sehingga alur kreativitas terhambat dan menimbulkan rasa frustasi.
Kedua, adanya tekanan deadline yang terlalu dekat juga menjadi faktor besar. Alih-alih memacu semangat, tenggat waktu yang sempit justru membuat penulis novel merasa tercekik, cemas, dan kehilangan ruang untuk bereksplorasi dengan ceritanya.
Ketiga, kebiasaan menunda menulis. Merasa sekarang belum waktunya untuk bisa menulis, selalu menunggu waktu yang tepat dan lainnya, dapat menimbulkan perasaan bersalah setelahnya.
Rasa bersalah karena tidak konsisten menulis akan menumpuk, lalu berubah menjadi beban emosional yang melelahkan dan memicu keengganan untuk memulai kembali.
Selain itu, keempat penyebab yang sering penulis lakukan tanpa sadar yaitu membandingkan karya sendiri dengan karya orang lain sehingga selalu merasa tidak cukup baik dan tidak dapat menghargai proses yang ada.
Terakhir, dorongan untuk selalu sempurna membuat penulis novel terus merasa tulisannya buruk. Perfeksionisme yang berlebihan justru mematikan keberanian untuk menyelesaikan karya, sehingga burnout semakin sulit dihindari.
Jadi, itulah beberapa penyebab penulis novel rentan terkena burnout. Dengan mengetahui penyebabnya, kamu jadi bisa mengantisipasi agar proses menulis tetap sehat, terarah, dan tidak menguras energi mental, sehingga kreativitas tetap terjaga dan karya bisa diselesaikan tanpa kehilangan semangat di tengah jalan.
Baca Juga : Rahasia Penulis Novel yang Jarang Dibongkar : Menulis Saat Tidak Ingin Menulis
Editor: Annisa Adelina Sumadillah




