Suara Online – Red flags dalam pertemanan yang sering diabaikan sebenarnya muncul lebih awal daripada yang kita sadari. Banyak orang memilih menutup mata karena tidak ingin kehilangan teman, takut dianggap sensitif, atau merasa semua hubungan pasti ada kurangnya.
Padahal, memahami red flags sejak awal bisa mencegah kita terjebak dalam hubungan yang melelahkan secara emosional.
Salah satu red flags dalam pertemanan yang sering diabaikan adalah ketika teman hanya muncul saat membutuhkan sesuatu.
Mereka hilang saat kamu butuh dukungan, tetapi mendadak dekat ketika membutuhkan bantuan. Pola seperti ini tidak sehat karena hubungan yang baik seharusnya saling memberi, bukan satu arah.
Red flags dalam pertemanan yang sering diabaikan lainnya adalah teman yang meremehkan pencapaianmu.
Mereka mungkin bercanda, tetapi komentarnya membuatmu merasa kecil dan tidak dihargai. Jika setiap progresmu selalu ditanggapi dengan sinis, itu tanda hubungan yang tidak mendukung perkembangan dirimu.
Hubungan pertemanan juga menjadi red flags ketika ada manipulasi emosional. Misalnya, teman membuatmu merasa bersalah jika kamu tidak mengikuti kemauan mereka.
Mereka mungkin menggunakan kalimat seperti “kalau kamu benar-benar teman, kamu harusnya…” Pola ini bisa membuat batasanmu hilang sedikit demi sedikit.
Selain itu, red flags dalam pertemanan yang sering diabaikan muncul dalam bentuk kompetisi tidak sehat.
Teman yang selalu ingin unggul, selalu mencari celah untuk membuatmu tampak lebih buruk, atau merasa terancam oleh keberhasilanmu adalah tanda hubungan yang tidak aman secara emosional.
Mengabaikan red flags hanya akan membuatmu semakin lelah dan kehilangan jati diri. Pertemanan yang sehat seharusnya membuatmu merasa aman, dihargai, dan diterima tanpa syarat.
Jika pertemanan justru membuatmu stres, cemas, atau tidak percaya diri, mungkin sudah saatnya mengevaluasi ulang.
Mengenali red flags dalam pertemanan yang sering diabaikan bukan berarti kamu dramatis kamu hanya menjaga kesehatan mental. Setiap orang berhak berada di lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan kesejahteraan dirinya.
Baca Juga : Mencari Lingkungan yang Mendorong Perkembangan Diri untuk Hidup yang Lebih Sehat dan Produktif




