SUARAONLINE.COM – Perhitungan kalender masehi dan hijriah tengah menjadi perdebatan di tengah masyarakat. Pasalnya, sejarah penetapan kalender masehi dan hijriah belum banyak diketahui bahkan dipelajari dalam pelajaran umum.
Perhitungan tanggal menjadi pokok penting dalam kehidupan sehari-hari. Di Indonesia sendiri menerapkan kalender masehi sebagai patokan peraturan penanggalan hari efektif dan hari libur nasional.
Meski terkesan sama, namun nyatanya tersimpan perbedaan dalam sejarah penetapan kalender masehi dan hijriah yang tidak semua tahu. Simak artikel di bawah untuk tahu sejarah penetapan kalender masehi dan hijriah!
Konsep Penggunaan dan Fungsi Kalender
Kalender dijadikan sebagai pengingat waktu atas kegiatan atau aktivitas penting. Dengan penetapan kalender masehi dan hijriah, seseorang dapat mengatur agenda dalam jangka waktu yang diinginkan.
Disisi lain, dengan adanya penetapan kalender masehi dan hijriah ini membuka peluang seseorang dalam membuka jasa percetakan kalender. Keterampilan ini mengasah kemampuan desain seseorang, juga meningkatkan branding suatu perusahaan.
Perkembangan gaya desain pada kalender juga berfungsi sebagai dekorasi. Beberapa rumah menggunakan kalender gantung sebagai dekorasi dinding yang kosong.
Keberadaan kalender memudahkan seseorang dalam mengatur jadwal harian. Tidak hanya sebagai pengatur waktu, kalender juga berfungsi dalam mengordinasi kegiatan tertentu, alat komunikasi, dan perancangan terhadap rencana kedepan.
Jenis kalender juga beraneka ragam seperti kalender dinding dan kalender meja. Juga tak hanya kalender cetak, kemajuan teknologi juga menghasilkan karya baru melalui kalender elektronik yang mudah ditemui pada setiap smartphone.
Sejarah Penetapan Kalender Masehi dan Hijriah
Penetapan kalender masehi dan hijriah ini tidak berlangsung dalam waktu yang singkat dan secara bersamaan. Kalender hijriah jauh telah ada sebelum ditemukannya kalender masehi.
Kalender masehi disebut juga sebagai tahun syamsiyah karena dihitung berdasarkan perputaran bumi mengelilingi matahari. Dalam satu tahun dihitung berdasarkan berapa lama waktu yang dibutuhkan bumi untuk berotasi.
Bumi mengelilingi matahari membutuhkan waktu satu tahun. Dalam rotasi satu tahun ini dihitung 365,25 hari. 0,25 harinya selama 4 tahun akan ditambah ke bulan februari yang hanya terdiri dari 28 hari.
Jadi dalam 4 tahun sekali bulan februari akan berjumlah 29 hari. Sehingga disimpulkan dalam setahun terdapat 365 hari menurut perhitungan kalender masehi. Patokan penetapan tanggal awal masehi berdasarkan kelahiran Nabi Isa AS.
Perhitungan kalender masehi ini pertama kali ditemukan pada tahun 1582 dan langsung diterapkan di benua Eropa. Sistem penanggalan ini terus dipertimbangkan ulang karena tidak sinkron dengan musim dalam setahun.
Selain pertimbangan musim, beberapa pihak juga khawatir hari paskah terus menjauh dari hari sebelumnya. Maka setelah ditetapkan dan disetujui, tahun baru yang semua 25 Maret menjadi 1 Januari.
Penetapan ini diterima oleh negara penganut kristen dan katolik seperti Italia, Spanyol, dan Portugal. Sedangkan Arab Saudi baru menggunakan kalender masehi ini pada tahun 2016, setelah sebelumnya hanya menggunakan kalender hijriah.
Sedangkan penetapan kalender hijriah berdasarkan waktu yang diperlukan bulan dalam mengitari matahari. Oleh karenanya kalender hijriah sering disebut sebagai kalender qomariyah atau kalender islam.
Bulan hanya membutuhkan waktu 29,5 hari untuk mengelilingi bumi. Dalam satu tahun hanya terdiri dari 354 hari saja, sehingga setiap bulannya hanya berkisar antara 29 hingga 30 hari saja, kecuali bulan Dzulhijjah.
Sistem penanggalan hijriah muncul sejak kepemimpinan Umar bin Khattab. Sejak zaman hijrahnya Rasulullah dari Makkah ke Madinah juga belum ada sistem penanggalan.
Pada zaman Umar bin Khattab mulai disepakati penentuan tanggal awal kalender hijriah dimulai dari peristiwa hijrah, sehingga disebut dengan kalender hijriah. Peristiwa hijrah dipilih sebagai patokan landasan dasar sebagai kunci perkembangan islam yang pesat.
Dalam menentukan waktu pergantian hari, kalender masehi menetapkan pergantian waktu pada dini hari tepat pukul 12 malam. Untuk pergantian waktu kalender hijriah dimulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari.
Fakta uniknya, perhitungan tahun baru hijriah dimulai 6 tahun setelah wafatnya Rasulullah. Awal bulan hijriah ini ditandai dengan munculnya hilal atau bulan sabit.
Meski terkesan berbeda, perhitungan kalender hijriah penggunaannya lebih spesifik dalam kegiatan keagamaan sesuai ajaran islam. Secara keseluruhan, sistem perhitungan tanggal yang paling umum digunakan adalah penanggalan kalender masehi.
Demikianlah singkat sejarah penetapan kalender masehi dan hijriah, juga fungsi dn jenisnya yang cukup beragam. Semoga menambah wawasan baru dan bermanfaat!