Suara Online – Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering merasa lelah bukan karena terlalu banyak melakukan sesuatu, tetapi karena terlalu banyak memikirkan hal yang sebenarnya berada di luar kendali kita.
Mulai dari sikap orang lain, hasil yang tidak sesuai harapan, hingga kejadian tak terduga yang datang tanpa aba-aba. Di sinilah pentingnya memahami seni melepaskan hal yang tidak bisa kita kontrol.
Banyak orang tanpa sadar menghabiskan energi untuk mencoba mengubah sesuatu yang tidak dapat mereka atur.
Ketika usaha tersebut tidak membuahkan hasil, yang tersisa hanyalah rasa kecewa, marah, dan frustrasi.
Padahal, tidak semua hal dalam hidup membutuhkan reaksi berlebihan. Ada hal-hal yang cukup diterima tanpa harus diperjuangkan.
Seni melepaskan bukan berarti menyerah atau bersikap pasrah sepenuhnya. Melepaskan adalah kemampuan untuk membedakan mana yang bisa diupayakan dan mana yang harus dilepaskan.
Fokus pada hal yang berada dalam kendali, seperti sikap, keputusan, dan respons diri sendiri, akan membuat hidup terasa lebih ringan.
Salah satu langkah awal dalam melepaskan adalah menyadari batas kendali diri. Kita tidak bisa mengontrol pikiran orang lain, masa lalu, atau hasil akhir secara mutlak.
Namun, kita selalu bisa mengontrol cara berpikir, cara bersikap, dan bagaimana menyikapi keadaan yang terjadi.
Belajar menerima kenyataan juga menjadi bagian penting dari proses ini. Penerimaan bukan berarti setuju dengan keadaan, tetapi mengakui bahwa hal tersebut memang terjadi.
Dari penerimaan inilah ketenangan perlahan tumbuh, karena kita berhenti melawan realita yang tidak bisa diubah.
Melepaskan hal yang tidak bisa dikontrol membantu menjaga kesehatan mental. Pikiran menjadi lebih jernih, emosi lebih stabil, dan energi tidak habis untuk hal yang sia-sia. Kita pun memiliki ruang lebih besar untuk fokus pada hal-hal yang benar-benar bermakna.
Pada akhirnya, seni melepaskan adalah tentang memilih kedamaian batin dibandingkan terus terjebak dalam kekhawatiran.
Ketika kita berhenti menggenggam hal yang tidak bisa dikendalikan, hidup terasa lebih lapang.
Kita belajar bahwa ketenangan bukan datang dari mengatur segalanya, melainkan dari menerima dan mengelola diri sendiri dengan lebih bijak.
Baca Juga : Emotional Burnout: Penyebab dan Cara Recovery agar Kesehatan Mental Kembali Pulih




