Suaraonline.com – Banyak orang tertipu oleh sikap yang terlihat positif di awal, padahal pada akhirnya justru berujung ghosting yang menyisakan tanda tanya.
Fenomena ini sering ditemui di media sosial, tempat orang mudah membangun persona manis di awal lalu menghilang ketika situasi semakin serius.
Sikap Green Flag yang Berujung Ghosting
Beberapa sikap yang awalnya dikira green flag ternyata bisa menjadi tanda seseorang memang tidak siap berkomitmen.
Misalnya, terlalu cepat akrab, terlalu manis di awal, atau memberikan perhatian yang intens dalam waktu singkat.
Pola seperti ini sering membuatmu merasa spesial, namun justru melekatkan ekspektasi yang tidak diimbangi dengan niat nyata.
Sikap lain yang harus diwaspadai adalah seseorang yang tampak selalu hadir ketika kamu butuh teman cerita, tetapi menghilang saat mereka merasa hubungan mulai mengarah ke kedekatan emosional yang lebih serius.
Mereka nyaman memberi perhatian kecil, tetapi tidak mau terikat. Akibatnya, kamu rentan menjadi korban ghosting tanpa tahu apa salahmu.
Bahkan, orang yang terlalu setuju pada semua hal juga bisa memicu ilusi kedekatan.
Mereka tidak pernah bilang tidak, tetapi diam-diam merasa hubungan terlalu berat untuk mereka jalani.
Dalam dinamika pertemanan maupun percintaan di era digital, sikap manis seperti ini sering dianggap tanda baik, padahal justru menjadi pintu menuju ghosting berikutnya.
Mengenali pola-pola tersebut bukan berarti kamu harus curiga pada semua orang, tetapi penting untuk memahami bahwa green flag palsu bisa menjadi alarm.
Jangan buru-buru percaya pada intensitas awal yang berlebihan. Kadang, sikap yang terlihat ideal justru menyimpan ketidaksiapan emosional yang membuat seseorang menghilang begitu saja.
Jadi itulah beberapa sikap yang mungkin bisa menjadi tanda untukmu.
Baca Juga: Antisipasi Di-Ghosting : Kenali Tanda-tandanya Lebih Awal
Editor: ANnisa Adelina Sumadillah




