Suaraonline.com – Terkadang seseorang pernah merasa sulit bergerak atau berbicara saat sedang tidur maupun ketika bangun tidur dan sering mengaitkannya dengan ketindihan. Padahal, fenomena itu dinamakan dengan sleep paralysis.
Sleep paralysis bisa terjadi kepada seseorang yang biasanya dimulai sejak menginjak usia 14 tahun. Fenomena ini membuat orang seringkali merasa tidak nyaman dan terganggu karena biasanya diselimuti dengan rasa cemas dan ketakutan secara berlebihan.
Apa Itu Sleep Paralysis?
Sleep paralysis merupakan kondisi disaat orang tertidur namun badannya terasa lumpuh secara mendadak yang membuat kondisi tubuhnya tidak dapat digerakkan dan mulutnya tidak dapat berbicara.
Kondisi ini biasanya juga disertai dengan halusinasi terhadap kegelapan, makhluk halus, dan bayangan hal-hal yang mengerikan lainnya. Banyak sekali yang mengaitkan fenomena ini dengan hal-hal mistis karena dianggap telah ketindihan oleh makhluk halus.
Kondisi ini memang tidak akan menimbulkan dampak yang sangat serius, namun jika sering terjadi dan selalu dibiarkan terus-menerus akan menimbulkan dampak pada psikologis.
Jenis-jenis Sleep Paralysis
Para ahli mengelompokkan kelumpuhan tidur menjadi dua jenis. Yuk simak apa saja jenis-jenisnya!
1. Kelumpuhan Tidur Terisolasi
Kelumpuhan tidur terisolasi merupakan fenomena kelumpuhan tidur tunggal yang biasanya terjadi secara singkat baik hitungan detik atau beberapa menit. Seseorang mungkin saja mengalami lebih dari satu episode dalam hidupnya, namun frekuensinya tidak akan sama.
2. Kelumpuhan Tidur Terisolasi Berulang
Kelumpuhan tidur terisolasi berulang merupakan episode kelumpuhan tidur yang mengakibatkan seseorang mengalami tekanan, kecemasan, dan ketakutan berlebihan yang dapat mempengaruhi kualitas tidur secara keseluruhan.
Penyebab Sleep Paralysis
Sleep paralysis bisa disebabkan oleh beberapa hal. Yuk simak apa saja yang menjadi penyebab dari fenomena ini!
1. Kurang Tidur
Setiap manusia setidaknya membutuhkan waktu tidur 7-8 jam tiap harinya. Fenomena ini bisa disebabkan karena kita kurang memiliki waktu untuk beristirahat dan suka begadang di malam hari. Selain itu, orang yang sedang mengalami jet lag juga bisa rentan terkena fenomena ini.
2. Stres dan Gangguan Mental
Sleep paralysis seringkali mengganggu orang-orang yang memiliki tingkat stres dan gangguan mental. Stres inilah yang kemudian akan memancing fenomena ini terjadi karena stres juga bisa membuat gangguan tidur menjadi jauh lebih buruk.
3. Penggunaan Obat-obatan Tertentu
Tak jarang juga obat-obatan tertentu dapat memicu seseorang mengalami sleep paralysis. Salah satu obat yang dapat mempengaruhi adalah obat antidepresan yang bisa membuat pola tidur sedikit menjadi tidak teratur.
4. Tidur Terlentang
Siapa yang menyangka jika tidur terlentang juga salah satu hal yang dapat memicu seseorang mengalami fenomena kelumpuhan sementara saat sedang tertidur. Banyak jurnal penelitian yang menyebutkan jika posisi tidur juga dapat mempengaruhi seseorang mengalami fenomena kelumpuhan salah satunya dengan tidur terlentang.
Cara Mencegah Sleep Paralysis
Sleep paralysis bisa dicegah dengan hal-hal sederhana seperti tidur dengan jam yang teratur. Hal ini akan memberikan sinyal kepada tubuh untuk bangun di jam yang teratur pula sehingga membuat kita menjadi lebih produktif.
Selain itu, cobalah untuk rutin berolahraga, dengan rutin berolahraga juga akan mempengaruhi jam tidur supaya menjadi lebih berkualitas lagi. Perbanyak konsumsi buah dan sayuran yang menyehatkan daripada meminum obat-obatan seperti antidepresan.
Cobalah juga untuk mengkonsumsi air putih minimal 2 liter perhari nya agar tidak merasa dehidrasi dan tubuh akan tetap bugar. Cara sederhana lainnya yaitu memulai produktif di pagi hari dan gunakan waktu di malam hari untuk beristirahat agar paginya fresh kembali.
Jika dirasa cara-cara tersebut tidak dapat membantu, maka temuilah ahlinya dan segeralah untuk melakukan konsultasi agar mendapatkan penanganan yang tepat dan sesuai.
Itulah tadi mengenai definisi, jenis-jenis, penyebab, dan cara mencegah sleep paralysis. Fenomena ini berkaitan erat dengan kesehatan fisik dan mental seseorang.
Meskipun tidak membahayakan, dalam kondisi tertentu fenomena ini wajib untuk diwaspadai karena merupakan salah satu sinyal pengelolaan stres dan kualitas tidur seseorang.
Baca Juga: Mengenal Self Sabotage: Perilaku yang Merugikan Diri Sendiri dan 4 Penyebabnya!
Penulis: Suci Wulandari