Suara Online – Setiap orang memiliki kapasitas energi sosial yang berbeda-beda. Istilah social battery digunakan untuk menggambarkan seberapa besar energi seseorang saat berinteraksi dengan orang lain.
Ada yang cepat lelah setelah bersosialisasi, ada pula yang justru merasa lebih hidup.
Memahami social battery penting agar kita tidak memaksakan diri dan tetap menjaga kesehatan mental.
Bagi seorang introvert, interaksi sosial yang terlalu intens dapat menguras energi dengan cepat. Introvert cenderung membutuhkan waktu menyendiri untuk memulihkan diri.
Mengisi ulang social battery bisa dilakukan dengan aktivitas tenang seperti membaca, menulis jurnal, berjalan sendiri, atau sekadar menikmati waktu tanpa gangguan.
Sementara itu, ekstrovert biasanya mendapatkan energi dari berinteraksi dengan orang lain. Namun, bukan berarti mereka tidak bisa kelelahan secara sosial.
Terlalu banyak aktivitas tanpa jeda tetap dapat membuat social battery menurun. Ekstrovert juga perlu mengenali batas diri dan memberi waktu istirahat agar energi tetap seimbang.
Cara mengisi social battery yang efektif dimulai dari mengenali sinyal kelelahan, seperti mudah tersinggung, ingin menghindari percakapan, atau merasa kosong setelah bersosialisasi.
Mengatur jadwal, memilih lingkungan yang nyaman, serta berani berkata “tidak” pada ajakan yang terlalu menguras energi adalah langkah penting.
Pada akhirnya, memahami social battery membantu kita hidup lebih sadar dan seimbang.
Baik introvert maupun ekstrovert, keduanya berhak menjaga energi sosialnya agar tetap sehat, produktif, dan bahagia dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Baca Juga : Mengatasi Rasa Tidak Enakan yang Berlebihan agar Hidup Lebih Tenang dan Seimbang




