Kalau kamu sering lihat di media sosial banyak anak kecil yang mengalami gagal ginjal sampai harus cuci darah di usia yang masih sangat muda, sebenarnya kamu tidak perlu heran. Pertanyaannya bukan lagi “kok bisa?”, melainkan “apa yang sebenarnya terjadi?”
Coba lihat jajanan dan minuman zaman sekarang. Semakin hari semakin beragam, tapi semakin tidak jelas pula kandungannya.

Kita tidak pernah benar-benar tahu apakah mereka menggunakan pemanis buatan atau pemanis alami, menggunakan pewarna makanan atau justru pewarna berbahaya, dan apakah produk itu sudah sesuai standar kesehatan atau malah hanya asal jual.
Semua potensi risiko ini bisa berujung pada gagal ginjal pada anak-anak yang tubuhnya masih sangat rentan.
Masalahnya, sering kali justru kita sebagai orang tua yang terlalu abai. Kita membiarkan anak mengonsumsi makanan atau minuman yang tidak sehat tepat di depan mata kita. Alasannya simpel:
“Daripada rewel, biarin saja”,
“Daripada nangis, kasih aja.”
Padahal kelengahan kita bisa menjadi pemicu terbesar munculnya gagal ginjal pada mereka di kemudian hari. Tanpa sadar, kita membiarkan zat berbahaya masuk ke tubuh mereka sedikit demi sedikit, sampai akhirnya tubuh kecil mereka tak mampu lagi menahan beban itu.
Anak-anak yang seharusnya bisa bermain, belajar, tertawa, dan menikmati masa emasnya, malah harus berkutat dengan penyakit yang bahkan orang dewasa saja kesulitan menjalaninya. Alih-alih berprestasi dan membanggakan orang tuanya, mereka harus berjuang melawan gagal ginjal yang menghancurkan rutinitas dan impian mereka.
Bayangkan anak sekecil itu harus cuci darah 2–3 kali seminggu, bolak-balik rumah sakit, dan menghabiskan hari-hari mereka di ruang perawatan. Lalu suatu hari mereka bertanya,
“Ayah, Ibu… kapan aku sembuh?”
Apa yang bisa kita jawab? Bagaimana perasaan kita sebagai orang tua ketika mendengar pertanyaan sesakit itu?
Di titik inilah kita menyadari betapa besar dampak dari kelalaian kecil yang sering kita anggap sepele. Penyakit seperti gagal ginjal tidak datang tiba-tiba.
Ia tumbuh dari kebiasaan buruk yang dibiarkan terus-menerus, dari makanan dan minuman yang kita izinkan tanpa pikir panjang, dari sikap permisif kita terhadap jajanan berbahaya yang mengancam kesehatan mereka.
Mulai sekarang, jaga anak-anak dari makanan dan minuman yang tidak sehat. Libatkan semua pihak keluarga, sekolah, hingga lingkungan sekitar untuk memberi pemahaman.
Beri contoh, tunjukkan akibatnya, dan ajarkan sejak dini pentingnya memilih makanan yang aman agar terhindar dari risiko gagal ginjal.
Kalau mereka tetap menolak atau belum memahami, teruslah memberi edukasi. Tunjukkan kisah nyata orang-orang yang terkena gagal ginjal agar mereka mengerti bahwa penyakit ini bukan hal sepele.
Dan kalau situasi memaksa, jangan ragu untuk tegas demi kebaikan mereka. Lebih baik mereka menangis karena tidak dibelikan jajanan, daripada kita menangis karena harus melihat mereka bertarung dengan gagal ginjal di usia yang terlalu muda.
Baca Juga : 8 Tips Pola Makan Sehat: Jaga Kesehatan Tubuh dan Berat Badan Ideal




